Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa Indonesia gagal mewujudkan mimpi untuk menjadi tuan rumah dalam ajang balapan MotoGP di tahun 2019. Hal tersebut tak lepas dari terhambatnya pembangunan Sirkuit Jakabaring di Palembang, karena Asian Games 2018.
Pembangunan Sirkuit Jakabaring di samping venue dayung untuk Asian Games 2018 dikatakan sebagai penghambat utama pembangunan tersebut. Hal itu diungkapkan langsung oleh arsitek asal Jerman, Hermann Tilke.
"Lintasan tersebut sedang dibangun di sebelah venue dayung untuk Asian Games 2018. Karena medannya berupa rawa, jadi harus ditumpuk agar tidak berada di bawah air saat pasang. Itu mempersulit kami," ungkap Tilke, seperti dikutip Speedweek.
- Demi Sirkuit MotoGP, Gubernur Sumsel Rela Kawasan Jakabaring Dibangun Fasilitas Mewah Ini
- Asian Games 2018 Hambat Pembangunan Sirkuit MotoGP di Palembang?
- Arsitek Sirkuit Ternama Sebut Palembang Tak Ideal Gelar MotoGP 2019
- Isi Waktu Liburan, Marquez dan Pedrosa Syuting Master Chef
- 4 Pantai Eksotis Ini Jadi Destinasi Liburan Pembalap MotoGP
Hal itu-lah yang menjadikan Dorna Sport, pemegang hak komersial balap MotoGP, langsung menyetujui untuk menjadikan Sirkuit KymiRing, Finlandia sebagai tuan rumah ajang balapan MotoGP di tahun 2019.
Seperti yang kita ketahui, di tahun 2019 nanti Moto GP akan menghelat 20 seri balapan. Bila di tahun 2017 telah dihelat 18 balapan, maka di tahun 2018 akan dihelat 19 balapan dengan Sirkuit Buriram, Thailand, sebagai tuan rumah tambahan MotoGP tahun ini.
Lantas, apakah karena terhambatnya pembangunan Sirkuit Jakabaring menjadi alasan utama Finlandia menjadi tuan rumah MotoGP dengan menyingkirkan Indonesia? Bos Sirkuit KymiRing, Kari O Sohlberg memiliki jawaban yang berbeda.
Dilansir dari halaman resmi MotoGP, Sohlberg mengungkapkan bahwa Finlandia pantas menjadi tuan rumah dalam ajang balapan MotoGp. Hal tersebut tak lepas dari reputasi yang telah dimiliki Finlandia dalam ajang dunia balap.
“Sebelumnya Finlandia sudah memiliki reputasi sebagai penyelenggara balapan terbaik di dunia. Kami memiliki WRC Finland, Neste Rally, dan sebelumnya juga pernah menggelar Imatra GP,” ucapnya kala itu.
“MotoGP merupakan olahraga balapan terpopuler. Oleh karenanya, kontrak berdurasi lima tahun akan dimanfaatkan dengan baiik oleh Finlandia, yang mana kami pasti akan merasakan dampaknya,” tambahnya.
Selain karena memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan balapan bertaraf internasional, Finlandia juga dikenal memiliki beberapa pembalap kelas dunia, walau bukan dari MotoGP.
Nama-nama seperti Kimi Raikkonen, Valtteri Bottas, hingga Mika Hakkinen merupakan pembalap asal Finlandia yang mengharumkan negaranya di ajang dunia balap F1. Sementara di Indonesia sendiri, baru terdapat nama-nama seperti Rio Haryanto, Sean Gelael, hingga Dimas Ekky yang berada di level bawah dunia balapan.
Dalam sesi penyelenggaraan pun, Indonesia hanya sekali menjadi tuan rumah ajang balapan mobil, yakni pada bulan Februari tahun 2009 silam. Kala itu, berlokasi di Lippo Village, Karawaci, Indonesia menyajikan balapan A1GP.