Tiga musim mengecewakan, McLaren akhirnya memutuskan beralih dari mesin Honda ke Renault untuk musim 2018. Drama yang tak kunjung usai dan kurangnya tenaga membuat McLaren itu kehilangan kesabaran.
"Mereka punya tenaga. Mereka terkena masalah daya tahan saat sedang menaikkan jumlah tenaga. Tapi di Meksiko, (Max Verstappen) berhasil memenangi balapan secara dominan, jadi mereka punya mesin yang kencang." ujar Brown seperti dikutip dari Motorsport.
Kendati begitu, Renault sendiri sempat mengalami rangkaian masalah daya tahan di penghujung musim 2017. Akan tetapi Brown sangat yakin dan percaya diri dengan mitra mesin baru mereka itu.
"Kami sebagai tim memang belum sempurna, masih ada kelemahan. Tapi selama ini kurangnya tenaga mesin menjadi kelemahan kami yang terbesar. Dengan mesin Renault, saya pikir kita akan melihat perbedaan yang besar di Australia," ujarnya.
Pria kelahiran Amerika Serikat ini juga Brown menyebut jika Honda tidak menerapkan budaya kerja cepat. Itulah salah satu alasan mengapa pabrikan asal Jepang itu tidak bisa bekerja optimal. Oleh karena itu, ia lalu memilih Renault yang dianggapnya bisa memenuhi hasrat McLaren.
"Kami senang bekerja sama dengan Renault. Mudah-mudahan kami bisa mengembalikan McLaren ke tempat yang seharusnya, di barisan depan." jelasnya.