CEO Force India Formula 1, Vijay Mallya, mengungkapkan rencana Liberty Media untuk mereformasi aturan poin yang dialokasikan pada akhir balapan F1 mulai tahun 2020. Rencananya tersebut diungkapkan dalam kunjungan ke Silverstone dalam seri Grand Prix Inggris.
Pria asal India tersebut mengatakan kepada wartawan di GP Inggris pada hari Jumat pekan lalu bahwa ada kemungkinan perubahan yang akan didiskusikan pada pertemuan pekan ini.
”Mereka mempertimbangkan apakah sistem poin sebaiknya sampai ke angka 20, 20 untuk setiap mobil diberi poin jika mereka menyelesaikan balapan,” kata Mallya dilansir ABC.
Tonton Video Dokter Sport: Resep Jitu Orang Indonesia Main di Liga Inggris
Auto Motor un Sport mengatakan bahwa sistem poin yang akan diberlakukan di tahun 2020 bisa dialokasikan atas dasar 25-20-18-16-14-12-10-8-7-6-5-4-3-2-1.
Sebelumnya sistem poin hanya diberlakukan ke 10 mobil balap yang finis lebih cepat di sebuah kompetisi F1. Akan tetapi kini 15 hingga 20 teratas bisa mendapatkan poin, dengan akan dipertimbangkannya posisi pole dan lap tercepat.
Malah pada beberapa dekade lalu sejak kejuaraan di mulai di tahun 1050, poin hanya diberikan ke lima, enam atau delapan pembalap teratas.
Perubahan sistem poin ini tentu akan menguntungkan bagi FIA, dengan tim diharuskan membayar biaya lisensi berdasarkan jumlah poin yang diperoleh di musim tersebut.
“Kami harus membayar untuk setiap poin pada tahun berikutnya, jadi jika FIA ingin mengubah sesuatu, mereka juga harus memikirkannya,” kata Mallya dari Sportsmole.
Sayangnya rencananya tersebut tidak mendapat sambutan positif dari ketua tim Red Bull, Christian Horner.
“Saya pikir Formula 1 memiliki masalah yang jauh lebih besar untuk diselesaikan daripada sistem poin,” katanya.
Berikut Dua Tim yang Berhasil Masuk ke Babak Final Piala Dunia 2018:
Ikuti berita terbaru INDOSPORT dengan topik: PIALA DUNIA 2018 RUSIA