INDOSPORT.COM - Doni Tata Pradita tetap menjadi nama unggulan teratas pada gelaran Trial Game Asphalt (TGA) tahun ini.
Pengalaman pernah bertarung di Moto 2 pada Moto GP Qatar membuatnya begitu diperhitungkan setiap rider yang menjadi lawan, apa pun kejuaraannya.
Predikat itu pun masih melekat pada rider berusia 27 tahun itu di TGA kali ini. Pada ajang Supermoto dengan lintasan aspal tersebut, Doni Tata berhasil mempertahankan trofi juara umum dalam dua tahun beruntun.
"Pastinya prestasi ini sangat membanggakan saya. Ke depan, semoga kiprah saya akan lebih baik lagi," tutur DTP, panggilan akrab yang berasal dari inisial namanya itu.
Kepastian sebagai juara bertahan itu tercipta dari lesakan angka yang dimilikinya. DTP berada di peringkat pertama dalam klasemen keseluruhan ajang TGA 2018 dengan 225 poin, unggul atas Tomy Salim (203 poin) dan Farudila Adam (199 poin).
Nama terakhir lah yang membuat aksi sapu bersih Doni Tata gagal terlaksana. Farudila Adam mencuri trofi juara umum saat TGA digelar di seri keempat di Boyolali, setelah tiga seri sebelumnya didominasi DTP (Semarang, Yogyakarta dan Solo).
Rider kelahiran Sleman itu pun mengutarakan kunci suksesnya kali ini. Taktik dan strateginya terbukti ampuh untuk mempertahankan trofi juara umum TGA pada tahun lalu, meski gagal bersaing di FFA 450 Internasional.
"Karena sudah menang di tiga seri sebelumnya, maka saya memilih bermain aman saja. Tidak masalah gagal di kelas internasional," papar DTP.
Pada kategori bergengsi itu, rider asal klub HTJRT El Diablo FBRT Metzeler RSV Respiro Jhoo itu menempati peringkat tiga dengan 34 poin, di bawah Gerry Salim (50 poin) dan Farudila Adam (38 poin) sepanjang balapan Moto 1 dan Moto 2.
"Saya hanya berpikir untuk dapat menyelesaikan 15 lap tanpa dengan lancar. Karena motor yang saya gunakan adalah pinjaman di kelas 450 CC, jadi handling (pemahaman) nya belum maksimal," tutup DTP.