INDOSPORT.COM – Jarang dilirik, namun dunia eSports otomotif ternyata memiliki potensi minat yang besar. Sayangnya, e-Motorsport masih menjadi anak tiri di Indonesia.
Boleh diakui, dunia eSports Indonesia masih didominasi gim Mobile Legends dan PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) Mobile sebagai permainan yang muda dimainkan sehari-hari.
Turnamen gim Mobile Legends dan PUBG Mobile telah menjamur, dari yang diadakan oleh Pemerintah bertajuk Piala Presiden eSports sampai acara lingkup komunitas.
Namun demikian, perhatian yang sama belum tertuju kepada e-Motorsport. Cabang eSports ini bahkan lebih mendekati olahraga yang mengandalkan otot besar.
Pemain e-Motorsports juga dituntut mampu mengendalikan kendaraan di balik kemudi dan memahami pemakaian ban serta pembacaan cuaca.
Tidak hanya itu, jika persisten dalam menekuni hobi e-Motorsports, pemainnya bisa tidak hanya dapat membalap di dunia virtual, tetapi bisa terjun ke dunia balap sungguhan.
Salah satu player yang telah membuktikan kemustahilan itu adalah Andika Rama Maulana. Kegigihannya di dunia e-Motorsports membawa Rama merambah ke dunia balap otomotif.
Prestasi Rama di dunia e-Motorsports tidak terhitung banyaknya dari kontes skala nasional sampai internasional, seperti Juara 1 Gran Turismo (GT) 5 Asia Online Tournament, Malaysia (2012), Juara 3 GT 5 Asia Championship di Nissan HQ, Jepang (2012), dan Juara 1 GT 6 Z4 Challenge Asia Championship, Jepang (2014).
Rama yang punya julukan ‘Alien’ karena kerap meraih juara di berbagai kontes e-Motorsports ini berhasil meraih juara 2 Nissan GT Academy di Silverstone, Inggris.
Setelah menjuarai Nissan GT Academy 2015, Rama mulai membuka jalan menjadi pembalap sungguhan bersama BMW dan Honda Bandung Center Racing Team. Berbagai kejuaraan International Sentul Series of Motorsport (ISSOM) telah Rama raih.
Rama menilai, e-Motorsports hanya digemari khalayak tertentu, berbeda dengan gim Mobile Legends dan PUBG Mobile yang digandrungi banyak orang.
“Kalau dibandingkan PUBG dan kawan-kawannya ya jauh (berbeda), memang benar-benar niche market. Tapi slowly but sure (pelan tapi pasti) mulai growing (berkembang), soalnya di Eropa dam Asia saja eSports balap mulai besar community-nya,” ungkap Rama kepada redaksi berita INDOSPORT.
Rama mengatakan, eSports balap telah menyatu dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) sebagai induk otomotif nasional. Hal itu menjadi kabar baik bagi kelangsungan dunia otomotif eSports dalam negeri.
“Semoga tahun ini (2019) Kejurnas eSports balap (namanya Digital Motorsport) sudah bisa terlaksana. Prinsipnya, kita mencoba bawa apa yang ada di balap benaran ke dunia virtual,” jelas Rama.
Pria yang sudah menggemari gim Grand Turismo sejak Taman Kanak-kanak (TK) itu berharap Pemerintah, terutama Menteri Pemuda dan Olahraga memberi perhatian kepada dunia eSports otomotif agar lebih diminati anak muda.
“Kalau misalnya bisa di-support buat bikin turnamen alhamdulillah banget. Kita sama community sudah sering bikin semacam league, sering juga main sama liga luar (negeri),” papar Rama.