INDOSPORT.COM - Pembalap andalan Red Bull Racing-Honda, Max Verstappen, diyakini bakal bernasib tragis jika ia berlaga di ajang Formula 1 (F1) era 1980-an.
Max Verstappen memang telah sukses menjadi salah satu bintang di dunia Formula 1 dewasa ini. Meski masih berusia 22 tahun, ia mampu menjadi rival berat pembalap veteran seperti Lewis Hamilton.
Bahkan, pada perhelatan F1 2019 yang lalu, atlet asal Belgia itu berhasil finis di peringkat tiga klasemen akhir. Ia mampu menempati posisi yang lebih baik ketimbang dua bintang Ferrari, Charles Leclerc dan Sebastian Vettel.
Akan tetapi, mantan pembalap McLaren, Bruno Giacomelli, justru meyakini Verstappen akan mengalami nasib tragis jika berlaga di F1 era 80-an. Pasalnya, pada masa itu banyak pembalap terbunuh di sirkuit, apalagi ditambah sifat Verstappen yang kerap frontal di lintasan balap.
"Verstappen akan mati setidaknya tiga atau empat kali jika dia berlaga di 80-an, kalau dia berada di posisi saya waktu itu. Dalam peristiwa tersebut, saya benar-benar merasa takut," ujarnya seperti dilansir dari laman portal berita olahraga Sport 24.
"Selama beberapa detik terakhir sebelum terjadinya peristiwa itu dan Anda masih dalam keadaan sadar. Hal pertama yang Anda pikirkan adalah, 'Saya tidak ingin terluka. Apa yang saya lakukan?'" lanjutnya.
"Anda sedang memegang kemudi, mencoba untuk menguatkan hati Anda dan hanya bisa menunggu terjadinya kecelakaan. Itulah saat yang paling Anda takutkan," pungkasnya.
Giacomelli memang berlaga di ajang F1 dari 1977 sampai 1983. Kala itu, ada lima pembalap yang mati akibat kecelakaan. Peristiwa tragis itulah yang memaksa pihak F1 melakukan peningkatan keamanan pada setiap mobil yang dipakai.