INDOSPORT.COM - Salah satu produsen supercar yang memiliki tim Formula 1, McLaren mengonfirmasi akan merumahkan 1.200 pekerja.
Jumlah itu merupakan seperempat tenaga kerja yang ada di seluruh perusahaan McLaren termasuk yang bekerja di tim Formula 1.
Secara kesuluruhan ada 4.000 pekerja yang dimiliki oleh produsen sportcar asal Inggris tersebut. Namun, efek dari krisis virus corona yang sedang melanda membuat McLaren harus mengambil keputusan untuk merumahkan ribuan pekerjanya.
Bukan cuma McLaren, banyak produsen mobil yang merasakan anjloknya jumlah penjualan. Selain jumlah penjualan yang menurun drastis, McLaren juga harus gigit jari karena tim Formula 1 yang mereka miliki harus berhenti berkompetisi.
Pihak penyelenggara Formula 1 baru akan melanjutkan kompetisi pada Juli mendatang. Menurut ketua McLaren Paul Walsh, upaya telah dilakukan untuk menghindari PHK.
Namun, kondisi keuangan perusahaan yang tidak memungkinkan membuat langkah PHK harus diambil.
"Kami sekarang tidak punya pilihan lain selain mengurangi jumlah tenaga kerja. Ini adalah waktu yang sulit untuk perusahaan kami. Namun kami akan terus berusaha agar binis ini bisa terus berkelanjutan," ujar Paul Walsh dilansir dari crash.net.
Kesulitan McLaren bertambah setelah Formula 1 mewajibkan adanya cost cap sebesar 145 juta dolar AS (2,14 triliun rupiah). Itu sebabnya pemangkasan tenaga kerja di tim F1 McLaren tak terelakkan.