INDOSPORT.COM - Berapa lama sih seseorang bisa mempertahankan kariernya sebagai pembalap? Tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini. Lihat saja Valentino Rossi yang kini berusia 41 tahun dan masih aktif memacu motor 1.000cc di persaingan MotoGP.
Ada juga pembalap yang tidak bisa lama bertahan di lintasan. Bisa jadi karena tidak ada kesempatan, kurangnya kemampuan, cedera, atau alasan lain yang memang tidak mungkin untuk dilawan.
Fakta ini yang harus disadari setiap pembalap. Karena itulah, mempersiapkan diri sejak dini adalah jalan terbaik.
Hal ini sudah sangat dipahami oleh pembalap muda Indonesia, Galang Hendra Pratama, yang kini berusia 21 tahun. Meskipun masih aktif membalap dan bisa dikatakan sedang di atas, dia sudah mempersiapkan masa depannya dari sekarang.
Galang tinggal di Yogyakarta bersama kedua orang tuanya, Dicky Hestu Prahendra dan Desi Prasanti, yang dulunya juga merupakan pembalap motor. Di sekitar rumahnya inilah, Galang mendirikan usaha.
Sejak awal tahun ini, pembalap kelahiran 10 Maret 1999 tersebut membuka usaha recycle atau daur ulang tutup botol minuman dari bahan plastik. Dengan modal awal sekitar Rp 300 juta, Galang mempekerjakan 10 pegawai dan sudah mendapatkan untung.
"Jadi, tutup-tutup botol itu dihancurkan, digilling menjadi plastik mentah. Itu yang kami jual ke pihak lain untuk dijadikan bahan dasar kelambu. Bisnis ini juga sejalan dengan usaha untuk menjaga lingkungan hidup dengan mengurangi sampah plastik," kata Galang.
Sulung empat bersaudara ini mendapatkan ide untuk memulai usaha ini setelah melihat bisnis salah satu temannya di Bandung. Menyadari bahwa bisnis ini punya prospek bagus, Galang pun tak segan-segan untuk memulai.
Bisnis Pakan Ternak
Recycle tutup botol bukanlah satu-satunya bisnis yang digeluti Galang. Pembalap yang tahun ini mewakili Indonesia berlaga di World Supersport tersebut juga memproduksi maggot.
Maggot adalah serangga pemakan bahan organik sehingga memiliki protein dengan kualtas tinggi. Maggot bisa digunakan sebagai pakan ternak, misalnya ikan.
Bersama tiga pegawainya, Galang mengembangkan usaha ini sendiri. Dengan modal sekitar Rp 100 juta, dia sudah menjalankan usaha ini sekitar empat bulan, dan bisa mendapatkan keuntungan.
Pandemi virus corona yang kini sedang melanda dunia ternyata juga berefek ke bisnis Galang, meskipun tidak terlalu besar.
"Karena tidak ada konser atau acara-acara besar selama pandemi, jadi memang agak sulit untuk mendapatkan tutup botol minunam dari plastik. Kalau yang lain sih aman-aman saja," ujar Galang.
Bekal Saat Pensiun
Terjun ke bisnis tak mengurangi fokus Galang di dunia balap. Dia masih punya mimpi bersaing di level tertinggi balap dunia. Bisnis ini lebih untuk mempersiapkan diri kelak juga sudah mentas dari dunia balap.
"Kalau ditanya kenapa memilih jenis bisnis ini, karena mau bikin sekolah balap kayaknya sudah ada banyak. Mau bikin semacam speed shop kayaknya kurang ramai juga. Jadi, akhirnya pilih yang lain," kata Galang menjelaskan.
Galang juga menegaskan bahwa bisnis ini tidak akan mengganggu fokusnya untuk terus bersaing di arena balap. Dia mangaku sudah menyusun rencana untuk musim depan.
"Tahun ini, saya banyak belajar selama bersaing di World Supersport. Tahun ini juga seperti mimpi, saya bisa balapan dengan pembalap-pembalap dunia seperti Andrea Locatelli, Lucas Mahias, dan lainnya," kata Galang.
Galang menutup musim perdananya di persaingan motor 600cc dengan berada di peringkat ke-24, berkat raihan 12 poin.