Kota Hujan 90-an, Wadah Pencinta Mobil Klasik Bernuansa Tongkrongan Lawas
Dalam hal ini, Nadhifo juga membagikan sejumlah tips bagi para pemula yang ingin terjun menekuni hobi bermain mobil lawas.
Dikatakan pentolan Kota Hujan 90-an itu, pegiat mobil klasik harus siap merogoh kocek lebih dalam demi memoles mesin ataupun desain agar mobil lebih terawat.
Selain itu, tentunya dibutuhkan pula waktu luang untuk mempelajari seputar penyakit dari koleksi mobil lawas yang dimiliki.
Pasalnya, Nadhifo menuturkan jika tidak semua mobil memiliki penyakit dan cara perbaikan yang sama.
Kendati begitu, tujuan didirikannya komunitas ini adalah salah satu nya menyediakan ruang untuk berdiskusi, misalnya soal rekomendasi bengkel sesuai dengan jenis penyakit dari mobil itu sendiri.
“Karena kalau mobil yang istilahnya di atas rata-rata saja pasti ada jajan nya, apalagi beli mobil tua yang murah. Itu pasti butuh pembangunan lagi, butuh waktu, dan biaya yang gak sedikit,” pungkas Nadhifo.
“Jadi kalau mau main mobil tua mental nya harus siap, yang paling utama mental nya dulu, siap gak buat main mobil yang sering ke bengkel,” tegas pria yang akrab disapa Dhifo itu.
Sebagai sosok yang sudah menggemari otomotif sejak usia dini, Nadhifo tentu menaruh harapan terhadap kemajuan sektor otomotif di tanah air kedepannya.
Nadhifo berharap culture Indonesia yang dikenal lengkap soal otomotifnya tetap dipertahankan.
“Setiap ada event tetap rapatkan barisan, kita ikut hadir, kita sukseskan acara sodara-sodara kita, tetap solid,” kata Dhifo.
“Kita sama-sama suka roda dan aspal. Di sini kita ada untuk memfasilitasi agar semuanya solid,” tutup Nadhifo.