4 Kasus Pemecatan Pembalap dengan Cara Tak Masuk Akal Paling Menghebohkan di F1
Kevin Magnussen tampil sensasional karena mampu meraih podium di GP Australia saat menjalani debut bersama tim McLaren di F1 musim 2014.
Namun itu menjadi raihan termanis satu-satunya bagi Kevin Magnussen bersama McLaren. Sebab, selanjutnya ia mengalami kesulitan.
Alhasil Kevin Magnussen hanya bisa finis di peringkat ke-11 di akhir musim F1 2014. Usai berakhirnya kompetisi, performa Kevin Magnussen mendapat evaluasi habis-habis dari manajemen tim.
Jajaran manajemen merasa kurang puas dengan hasil itu, sehingga Kevin Magnussen diturunkan posisinya sebagai pembalap cadangan musim 2015.
Magnussen akhirnya benar-benar dipecat oleh McLaren pada akhir musim 2015, namun alih-alih memberi tahu secara langsung, McLaren hanya mengirim Email pemecatan kepada Magnussen.
Sebastien Bourdais
Selanjutnya ada Sebastien Bourdais. Ia adalah pembalap hasil didikan Red Bull tetapi baru menjalani debut profesional di F1 bersama tim Toro Rosso pada musim 2008.
Namun performanya kurang begitu bagus. Ia bahkan kalah saing dengan rekan setimnya saat itu, Sebastian Vettel yang mampu meraih satu kemenangan di GP Italia.
Performa Bourdais tidak menunjukan perkembangan, sehingga manajemen tim memutuskan untuk menggantikannya dengan Jaime Alguersuarri di pertengahan musim 2009.
Tak lama kemudian, manajemen tim akhirnya memutus hubungan kerja dengan Bourdais lewat pesan singkat (SMS).