Kisah Robert Kubica, Si Anak Hilang yang Ingin Kembali ke F1
Kubica sebelumnya sempat digadang-gadang menjadi salah satu pembalap yang akan bersinar di masa depan. Pria yang menggeluti segala jenis balapan mobil sejak masih kecil ini menjadi pembalap utama BMW Sauber di tahun 2006.
Bersama BMW Sauber, Kubica telah mengikuti 76 balapan dan menjadi pembalap asal Polandia pertama yang menjuarai ajang F1.
Ketika itu, ia berhasil memenangkan seri Grand Prix Kanada di tahun 2008. Kubica akhirnya memutuskan untuk bercerai dengan BMW Sauber untuk bergabung dengan Renault di tahun 2010.
Namun, perjalanan karier Kubica di F1 hanya berlangsung hingga tahun 2011 saja. Ketika itu dirinya mengalami kecelakaan fatal akibat mengikuti ajang balapan offroad, Ronde di Andora, Skoda Fabia 6 Februari silam.
Pembalap kelahiran 7 Desember 1984 ini menabrak pembatas jalan ketika mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi. Pada saat itu, Kubica baru bisa dievakuasi setelah satu jam terjebak di belakang kemudi.
Kubica mengalami cedera yang cukup parah pada bagian tangan dan kaki kanannya, dan membuat dirinya kesulitan menggerakkan tangan dan jari-jarinya. Atas dasar itu, dirinya dianggap tidak mampu mengeluarkan kemampuan di level tertingginya ketika mengendarai jet darat.
Namun, selama bertahun-tahun setelah mengalami kecelakaan nahas tersebut, Kubica dapat kembali menjadi seorang pembalap rally, dan yang terbaru dirinya ditunjuk sebagai pembalap Le Mans dalam ajang World Endurance Championship 2017 bersama tim ByKolles LMP1, seperti dilansir dari JamesallenonF1.
Setelah ditunjuk sebagai pembalap Le Mans, dirinya pun menyatakan siap untuk kembali merasakan atmosfer balapan F1.
Sebelumnya, Kubica pernah menolak ajakan untuk menjadi salah satu test driver tim F1. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki kepercayaan diri untuk dapat mengemudikan jet darat seperti sediakala. Namun, kini dirinya menyatakan siap untuk menjajal F1.
"Hari ini mungkin saya akan menjawab sedikit berbeda (terkait comeback ke F1). Saya ingin kembali mencoba mobil F1. Saya ingin membuktikan bahwa saya masih bisa, dan saya rasa saya bisa melakukannya. Saya ingin kembali merasakan sensasi balapan di F1," ujar pembalap berusia 32 tahun tersebut.
"Saya telah mencoba beragam simulasi, dan saya yakin bisa mengendarai mobil F1 dengan kondisi 80 persen," pungkasnya.