Yang Paling Apes, Beruntung, Hingga Bahagia di GP Singapura 2017
Sejak pertama kali digelar tahun 2008, GP Singapura memang selalu memiliki cerita tersendiri. Begitu pula dengan jalannya balapan pada tahun ini.
Bayangkan saja, empat jam sebelum jalannya balapan di Sirkuit Marina Bay, Singapura, Minggu (17/09/17), hujan mengguyur Singapura. Meski sudah berhenti sebelum balapan dimulai, para pebalap tetap harus mengikuti balapan dalam kondisi wet race.
Situasi bertambah rumit ketika tak ada satu pun tim yang mencoba ban basah dalam tiga free practice sebelumnya, lantaran memang tak ada yang menduga akan turun hujan di Singapura.
Akhirnya, hanya ada 12 pebalap yang dinyatakan finis. Tiga kali safety car keluar, dan balapan hanya berjalan 58 lap dari 61 lap yang direncanakan.
Apa saja kejadian-kejadian menarik selama jalannya balapan? Berikut INDOSPORT telah merangkum sejumlah hal menarik pada GP Singapura.
1. Belum Tikungan Pertama, Kuda Jingkrak Saling Tubruk
Seharusnya, GP Singapura tahun ini menjadi milik Ferrari. Sama seperti di Monaco, keunggulan mesin milik Mercedes tak terlalu berlaku di balapan jalanan.
Memulai start dari posisi terdepan, usai lampu hijau, Vettel langsung tancap gas. Pebalap Red Bull, Max Verstappen, mencoba memanfaatkan start lurus untuk menyalip Vettel. Rekan setim Vettel yang start di posisi empat, Kimi Raikkonen juga memulai start dengan agresif.
Saat Vettel berusaha menutupi pergerakan Verstappen, bagian ban belakang Raikkonen tanpa sengaja menyenggol ban depan mobil Verstappen. Raikkonen kehilangan kendali dan menubruk Vettel.
Duo Ferrari dan Vettel out. Begitu pula dengan Verstappen. Alih-alih memangkas jarak tiga poin dengan Lewis Hamilton di klasemen, Vettel malah tertinggal 28 poin dari Hamilton yang sukses menjuarai GP Singapura tahun ini.
2. Keberuntungan Berpihak Pada Hamilton
Start dari posisi lima, ditambah kondisi sirkuit yang tidak sesuai karakter Mercedes membuat Hamilton sebenarnya pasrah dalam mengikuti GP Singapura. Bahkan dalam sebuah wawancara dengan Sky Sport, Hamilton mengaku butuh keajaiban untuk memenangi lomba.
Namun, hujan merubah segalanya. Ditambah insiden antara Vettel-Verstappen-Raikkonen, Hamilton langsung menyodok di posisi terdepan sejak lap pertama, dan tak terkejar hingga bendera kotak-kotak dikibarkan.
Di podium, Hamilton menyadari bahwa Dewi Fortuna memang berpihak padanya.
“Setelah turun hujan, saya mengetahui bahwa mobil kami memiliki kecepatan yang bagus dalam situasi basah,” ujar pebalap berjuluk The Boss itu.
Ambisi Hamilton meraih gelar juara dunia keempatnya di musim ini semakin mendekati kenyataan. Kini, nampaknya hanya kesialan yang bisa menggagalkan ambisi pebalap Inggris itu.
3. Main Aman, Ricciardo Buktikan Konsistensi
Berbeda dengan Verstappen, rekan satu timnya, Daniel Ricciardo memulai balapan dengan lebih santai. Dirinya hanya berusaha tidak terlibat dengan insiden yang melibatkan Vettel-Verstappen-Raikkonen.
Ricciardo akhirnya bisa finis di posisi kedua, sekaligus membuktikan dirinya sebagai pebalap paling konsisten di GP Singapura.
Sejak menjadi pebalap utama Red Bull di tahun 2014, Ricciardo selalu finis podium bila balapan di Marina Bay. Podium dua tahun ini menjadi podium GP Singapura ketiga secara beruntun bagi pebalap Australia itu.
Ricciardo kini berada di posisi empat klasemen sementara dengan poin 162, unggul 24 poin dari Raikkonen di posisi lima.
4. Senyum Lebar Sainz
Terlepas dari finis diluar podium, finis keempat bagi pebalap Toro Rosso, Carlos Sainz Jr. adalah pencapaian terbaik dalam kariernya di F1.
Musim ini memang bisa disebut sebagai musim terbaik bagi pebalap Spanyol itu. Sainz sukses mengoleksi 48 poin, mengungguli rekan setimnya yang lebih senior, Daniel Kvyat, yang baru mengoleksi empat poin.
Tahun depan, Sainz akan dipinjamkan ke Renault, sebagai bagian kesepakatan dari McLaren dan Renault serta Toro Rosso dan Honda. Ya, untuk musim depan, Renault akan menjadi pemasok mesin untuk McLaren, menggantikan Honda yang musim ini tidak konsisten.
Tim Sainz yang saat ini menggunakan mesin Ferrari, tahun depan akan mencoba peruntungan dengan Honda.
5. Akhir Pekan Bahagia Bagi Force India
Selain Mercedes, hanya Force India tim yang mampu menempatkan dua pebalapnya finis di posisi 10 besar GP Singapura tahun ini. Sergio Perez finis di posisi lima, sementara Esteban Ocon finis di posisi poin terakhir, 10.
Tambahan 11 poin dari GP Singapura juga memastikan posisi Force di peringkat empat klasemen konstruktor, unggul 65 poin dari Williams yang duduk di peringkat lima dengan torehan 59 poin.
Hasil ini melengkapi kebahagian kedua pebalap. Sebelum balapan, Perez ditawari perpanjangan kontrak untuk tahun depan oleh timnya. Sementara itu, Ocon tepat berulang tahun yang ke-21 pada hari balapan GP Singapura.