Jangan Pesimistis, Pembalap Muda Indonesia di Jalan Menuju Ajang MotoGP
Pembalap Asia turut menjadi perhitungan dalam ajang balapan internasional sekelas Moto3, Moto2, bahkan hingga MotoGP. Tercatat sejumlah pembalap Asia yang didapuk untuk terjun langsung ke lintasan balap, baik sebagai pembalap utama maupun pembalap penguji.
Tercatat terdapat sejumlah pembalap Asia Tenggara yang kini tengah berkiprah di kelas Moto2 dan Moto3 pada musim ini. Sebut saja pembalap Malaysia, Hafizh Syahrin Abdullah dan Khairul Idham Pawi di kelas Moto2. Sedangkan di kelas Moto3, terdapat salah satu pembalap asal Thailand yang juga ikut bersaing di ajang balap tersebut, Nakarin Atiraphuvapat. Setelah sebelumnya, Moto3 mencatat sejumlah nama pembalap asal Malaysia.
Tak hanya dari kedua negara tersebut, Moto2 dulu juga pernah diwarnai pembalap-pembalap Indonesia pada periode 2012-2013. Mereka adalah Doni Tata Pradita, Rafid Topan Sucipto, dan Fadli Immamudin. Ketiga pembalap tersebut berlaga bersaing dengan pembalap dari negara-negara lain.
Bicara soal balapan Moto2 maupun Moto3 beberapa musim terakhir ini, belum terdengar lagi nama-nama pembalap Indonesia yang secara resmi dan tetap terjun ke kelas balap internasional tersebut. Namun, itu bukan berarti para pembalap tanah air saat ini tak mampu meraih kelas tersebut.
Tak begitu banyak diketahui masyarakat luas, bahwa Indonesia rupanya melahirkan begitu banyak pembalap-pembalap muda berprestasi, baik dalam gelaran kompetisi dalam negeri maupun luar negeri. Jika melihat rekaman prestasi pembalap Indonesia kini, maka sederet nama pembalap muda menorehkan kemenangan dan pencapaian yang tinggi untuk mengharumkan nama bangsa.
Sebut saja pembalap Astra Honda Racing Team, Dimas Ekky Pratama yang beberapa waktu lalu meraih kesempatan emas untuk menggantikan salah satu pembalap Moto2 yang tengah cedera. Momen tersebut tentunya menjadi perhatian betapa pembalap Indonesia juga patut diperhitungkan di kancah internasional.
Pemilihan pembalap cadangan bukan suatu hal yang main. Pasalnya, pembalap cadangan pun harus mampu menghasilkan catatan positif selama jalani balapan sebagai pembalap cadangan. Pembalap tersebut tentunya juga harus punya catatan prestasi yang memukau.
Dimas Ekky tercatat telah melalui cukup banyak ajang balapan profesional seperti Suzuka 4 Hours Endurance Race Champion, Asia Road Racing Championship, dan CEV Moto2. Di dalam negeri, dirinya juga langganan menang kejurnas balap IRS.
Masih ada nama Galang Hendra yang kemarin baru saja membuat para pembalap-pembalap negara lainnya terpukau. Pembalap Yamaha Racing Indonesia tersebut menyabet podium pertama dalam seri terakhir gelaran World Supersport 300 dengan status wild card. Raihan prestasi memukau itu pun meyakinkan Yamaha Racing untuk menempatkan Galang Hendra sebagai pembalap tetap semusim di WSSP 300 musim depan, bersama dengan pembalap asing lainnya.
Tak berhenti disitu, nama pembalap jebolan AHRT lainnya seperti Gerry Salim, Rhesa Dhanica, Irfan Ardhiansyah, Andi Gilang turut turun ke ajang internasional sekelas CEV Repsol Moto2 dan Moto3. Dua ajang balap yang sering membuka kesempatan bagi para pembalapnya untuk dilirik tim-tim balap dari kelas Moto3 dan Moto2.
Indonesia mencatat begitu banyak prestasi, dan cukup banyak sekolah balap yang rupanya mampu mensponsori para pembalap-pembalap muda bertalenta. Mereka mampu membina para pembalap ini di setiap jenjangnya untuk mencapai kelas tertinggi, dan bukan tidak mungkin di kelas MotoGP.
Dalam beberapa hal, terdapat sejumlah ketentuan yang memang perlu diikuti oleh para pembalap muda ini. Terkait kontrak pabrikan, ketersediaan mesin motor untuk ajang, hingga birokrasi yang memang tidak bisa dilangkahi oleh tim balap pabrikan Indonesia. Misalnya, AHRT yang tak bisa melangkahi Honda Team Asia untuk menurunkan pembalapnya ke Moto3 dan Moto2. Hal-hal tersebut yang perlu dipahami oleh masyarakat, bahwa semua tahap dan ketentuan tentunya dimiliki oleh setiap tim, namun memiliki tujuan yang sama, yaitu meraih pencapaian terbaik di kancah internasional.
Terlebih lagi, syarat seorang pembalap untuk mampu masuk ke ajang balap internasional sekelas Moto2, Moto3, hingga MotoGP, apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut oleh tim yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125 cc, kelas 250 cc, kemudian kelas puncak MotoGP.