Karier Mick Schumacher hingga ke F1, Satu Pembalap Sudah Jadi 'Tumbalnya'
INDOSPORT.COM - Mulai musim depan, nama Schumacher akan kembali lagi ke kancah Formula 1 (F1) bersama tim Haas. Kali ini Mick Schumacher akan menjadi pengganti sosok sang ayah Michael Schumacher di ajang balapan jet darat tersebut.
Kedatangan Schumacher ke F1 telah diantisipasi selama beberapa tahun terakhir semenjak ia naik kelas dari kategori junior dan meraih kemenangan demi kemenangan di ajang balap yang ia ikuti hingga berada di F2.
Menjadi putra dari Michael Schumacher, membuat Mick selalu menjadi pusat perhatian. Faktanya, ketika dia mulai karier sebagai pembalap karting, Mick lebih memilih menggunakan nama belakang Ibunya saat masih gadis sehingga dia berlomba sebagai 'Mick Betsch'.
Ia menggunakan nama belakang sang ibu daripada nama Schumacher yang identik dengan gelar juara tujuh kali sang ayah di F1. Mick baru berusia 14 tahun ketika ayahnya menderita cedera kepala yang serius saat mereka bermain ski bersama pada Desember 2013.
Meskipun kesehatan Michael tetap dirahasiakan dengan ketat hingga saat ini. Dengan latar belakang tragis itulah perjalanan Mick ke dunia balap dimulai dengan baik.
Ia memulai serangkaian tes mobil di Formula 4 pada tahun 2014 diikuti dengan peningkatan kategori ADAC Formula 4 pada tahun berikutnya. Saat ini, dia membalap dengan nama Schumacher, setelah menggunakan Mick Junior di tahun terakhir kartingnya.
Pada tahun 2016 ia memenangkan lima balapan di ADAC dan kejuaraan F4 Italia, yang membawanya ke seri Formula 3 Eropa yang bergengsi.
Setelah musim pertama, Schumacher memenangkan delapan balapan pada tahun 2018, mengalahkan pembalap junior Red Bull, Dan Ticktum ke kejuaraan bersama tim Prema yang saat ini membalap dengannya di Formula 2.
Perubahan haluan yang dramatis di pertengahan musim F3 2018 membuat Schumacher memenangkan banyak balapan, membuat banyak orang tak percaya hingga pembalap Prema lainnya yakni Ticktum untuk menuduh Prema berbuat curang dengan alasan Schumacher memiliki keuntungan karena namanya.
Pada akhirnya, tuduhan itu merusak karier Ticktum lebih dari dan Mick yang baru berusia 19 tahun sekarang memiliki gelar bergengsi da terkenal.
1. Mick Schumacher Diawasi Ketat
Dilansir dari ESPN, progress Mick Schumacher yang luar biasa membuatnya diawasi ketat oleh Mercedes yang juga menjadi tim ayahnya saat memulai karier di F1. Ferrari yang menjadi tim yang identik dengan Michael Schumacher pun melakukan hal serupa.
Mick Schumacher yang lebih muda yakni berusia 21 tahun pada bulan Maret lalu dianggap memiliki kemiripan yang mencolok dengan Michael. Untuk generasi penggemar F1 yang tumbuh menonton olahraga tersebut di akhir 1990-an dan awal 2000-an, Schumacher adalah Ferrari, dan sebaliknya, membuatnya tampak cocok secara alami.
Schumacher akhirnua memulai musim pertamanya di Formula 2 yang notabene merupakan seri balapan feeder yang membayangi F1 dan digelar di beberapa sirkuit dalam kalender F1. Mick gagal membuat kesan gemilang seperti sebelumnya karena membalap bersama driver yang lebih berpengalaman.
Meski begitu, ia sukses menang pertama kali di F2 dalam balapan sprint di Hungaroring yang juga trek yang dimenangkan ayahnya dalam empat Grand Prix Hungaria.
Schumacher kemudian menyelesaikan musim F2 2019 di posisi 12 klasemen, tetapi kehadirannya saja sudah cukup untuk menjadi berita utama. Pada bulan April 2019 Mick melakukan debut tes F1 dengan Ferrari.
Tes berlangsung di Bahrain pada awal April dan hujan pun turun di mana hal itu menjadi luar biasa karena sirkuit di Bahrain yang terletak di daerah gurun.
Meski demikian, Schumacher menyelesaikan 56 lap dengan waktu terbaik yakni 1:29.976, yang tercepat kedua di belakang Max Verstappen. Itu adalah hari yang emosional karena ibu Mick Schumacher ikut menonton dari pit dan beberapa mekanik Ferrari yang mengerjakan mobil ayahnya kini mengurusi mobil sang putra.
Sama seperti yang dilakukannya di Formula 3, Mick Schumacher kini menjadi lebih hidup di paruh kedua musim keduanya di Formula 2 tahun ini. Kombinasi konsistensi dan start cepat dari Grand Prix Belgia dan seterusnya membuatnya memanen banyak poin yang hilang karena kesialan di paruh pertama musim.
Ia pun memimpin kejuaraan tersebut dan bersaing dengan sesama anggota Ferrari Driver Academy, Callum Ilott. Dua balapan terakhir F2 musim ini akan berlangsung di Bahrain pada akhir pekan ini dan dia menuju ke putaran final dengan keunggulan 14 poin dan 48 poin tersisa untuk diperebutkan.
Dia masih bisa kehilangan gelar ke Ilott, tetapi pengumuman hari Rabu jika Mick akan membalap di F1 membuat kekalahan di F1 tak akan berpengaruh banyak pada masa depannya.