Ducati Turunkan 8 Pembalap, Paolo Ciabatti Akui Situasinya Bikin Jomplang MotoGP 2023
INDOSPORT.COM - Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, mengakui memiliki delapan pembalap dalam empat tim di MotoGP 2023 bukan langkah yang ideal untuk persaingan.
MotoGP 2022 resmi telah berakhir dengan Francesco Bagnaia keluar sebagai juara dunia, dan tak cuma itu saja, Ducati juga menyabet gelar juara dunia dalam kategori tim dan konstruktor.
Tak ingin mengendurkan kekuatan demi persaingan di musim depan, Ducati akan tetap diperkuat delapan pembalapnya yang terdiri dari tim pabrikan Lenovo, Pramac, Gresini, dan Mooney VR 46.
Jumlah pembalap yang diturunkan Ducati merupakan sepertiga dari total 22 pembalap yang akan tampil di MotoGP 2023.
Untuk sementara, Ducati akan tetap menurunkan 8 pembalapnya hingga dua tahun ke depan usai kontrak Mooney VR46 habis di tahun 2024.
"Kami memiliki sebuah kontrak dan komitemen dengan VR46, dan kontrak ini akan berjalan hingga akhir 2023. Apa yang terjadi setelah itu, saya tidak bisa memperkirakan, itu terbuka," kata Ciabatti dikutip dari Speedweek.
"Tim VR46 terdiri dari orang-orang yang sangat serius, para pembalapnya sangat senang dengan motor Desmosedici. Ini ditunjukan pada hasil yang mereka raih. Saya meminta maaf untuk Yamaha," ujar Ciabatti.
Para pihak sponsor begitu tertarik menjadi bagian tim satelit Ducati bukannya tanpa alasan, sebab penampilan Desmosedici yang dirakit tim pabrikan Italia tersebut begitu menjanjikan setidaknya pada dua musim terakhir.
Contoh apiknya peforma Desmosedici terlihat pada para pembalap muda Ducati yang mampu mencapai hasil terbaik dengan naik podium dan meraih pole positions seperti Bezzecchi dan Fabio Di Giannantonio.
Meski tampil dominan dan memiliki delapan pembalap yang bersaing di MotoGP, Paolo Ciabatti merasa komposisi timnya tersebut tidak ideal untuk kompetisi.
1. Ducati Bikin Persaingan Tak Ideal
Sebab jika dibandingan dengan para rivalnya di musim depan seperti Aprilia, KTM, dan Honda, ketiga tim tersebut masing-masing hanya memiliki satu tim satelit.
Sementara Yamaha, tim pabrikan asal Jepang ini memiliki nasib lebih tragis lagi karena tidak akan memiliki tim satelit untuk musim depan usai ditinggal RNF menuju Aprilia.
Selain itu persaingan di MotoGP 2023 semakin tidak seimbang dengan hanya menampilkan 22 pembalap setelah sebelumnya mampu menghadirkan 24 pembalap yang berkompetisi.
Berkurangnya dua pembalap diakibatkan tim pabrikan asal Jepang, Suzuki memutuskan keluar dari persaingan MotoGP pada akhir musim 2022.
"Saya paham bahwa dalam jangka menengah hingga panjang situasi ini tidak ideal ketika kami bermain dengan empat tim," ucap Ciabatti melanjutkan.
"Di sisi lain, Suzuki tidak berencana membuat tim satelit ketika kami membuat persetujuan dengan Rossi dan Gresini. Sementara itu semakin parah, mereka mundur sebagai tim pabrikan."
"Dan Aprilia mungkin tidak terlalu aktraktif satu tahun yang lalu, jadi kami sepakat dengan Gresini Racing. Jadi kami membuat kesepakatan selama dua tahun."
"Saya tidak bisa berkata apa pun soal Yamaha. Tetapi mereka memiliki tim satelit dan kehilangannya," pungkas Ciabatti.
Unggul secara jumlah pembalap, Ducati tak bisa bersantai-santai melakukan persiapan untuk MotoGP 2023, sebab tim berjuluk Borgo Panigale ini memiliki bom waktu bernama Enea Bastianini.
Tampil sebagai tandem Francesco Bagnaia di tim pabrikan, Enea Bastianini diprediksi menjadi pesaing terberat dan berpeluang membuat situasi panas di garasi seperti persaingan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo saat di Yamaha.
Sumber: Speedweek