5 Pasangan Ayah-Anak Sepanjang Sejarah Formula 1, Siapa Paling Sukses?
INDOSPORT.COM - Ada peribahasa mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Itulah yang terjadi pada 5 pasangan ayah-anak sepanjang sejarah Formula 1 ini.
Peribahasa itu mencoba menjelaskan bahwa karakter atau tindak tanduk sang ayah nantinya ditiru oleh anaknya.
Watak anak pun diyakini tidak akan pernah jauh berbeda dari ayahnya. Dari segi berjalan saja, ada pasangan anak ayah yang sangat mirip.
Hal ini memang sangat wajar, karena sang anak kesehariannya sudah terbiasa dengan pemandangan ayahnya.
Termasuk pekerjaan sang ayah, apalagi kalau anak sering dibawa ke tempat kerja ayahnya. Niscaya, sang anak bisa mengikuti jejak ayahnya bekerja di bidang tersebut.
Itulah yang terjadi pada pembalap mesin jet alias Formula 1, yang ternyata banyak yang terinspirasi mengaspal karena sang ayah.
Siapa sajakah pasangan ayah-anak di Formula 1, dan siapa yang memang paling sukses, ayahnya atau anaknya malah punya karir berantakan di arena balap.
5. Graham dan Damon Hill
Graham Hill pernah mendapat julukan Mr Monaco karena keahliannya menaklukkan jalan raya yang kerap kali jadi sandungan para pembalap Formula 1.
Sepanjang karirnya, Hill juga mengemas dua kali gelar juara dunia. Dia meninggal dunia karena peristiwa kecelakaan pesawat yang jatuh di Arkley pada November 1975.
Sang anak, Damon Hill ternyata mengikuti jejak karir sang ayah, dan bahkan menyabet gelar juara dunia pada 1996 bersama tim Williams.
1. 4. Gilles dan Jacques Villenueve
Gilles Villenuve, nama yang asing di telinga para penggemar Formula 1 zaman sekarang. Sebenarnya, karirnya di arena balap juga tidak panjang.
Meski tidak begitu tenar dan punya karir panjang, namanya tetap dihargai dan diabadikan oleh pemerintah Kanada menjadi nama sirkuit di Montreal.
Dirinya pernah menjadi pembalap Ferrari selama empat musim dari 1978 hingga 1982, di mana Gilles wafat karena kecelakaan di kualifikasi GP Belgia.
Ayahnya meninggal dunia di arena balap, tidak menyurutkan semangat sang anak, Jacques Villenuve. Debutnya terjadi pada Formula 1 tahun 1996 silam.
Hanya butuh setahun sejak debut, Jacques mendapatkan mahkota juara dunia bersama tim Williams. Namun gelar itu satu-satunya yang diraih olehnya sepanjang karir.
3. Jos dan Max Verstappen
Sebagian besar ayah tentu menginginkan anaknya mencapai karir yang lebih sukses. Itulah yang terjadi pada pasangan ayah-anak Jos dan Max Verstappen.
Sang ayah, Jos, mengawali karirnya bersama tim Benetton satu tim dengan Michael Schumacher. Namun Jos hampir setiap tahun ganti tim.
Bahkan sudah hampir setiap tahun ganti tim, karena performa mobil yang tidak mumpuni, Jos hanya mampu menyelesaikan satu dari lima balapan.
Hingga akhirnya Jos harus mengakhiri karirnya di arena balap bersama Minardi pada 2003 silam. Karirnya ternyata dilanjutkan oleh anaknya, yakni Max Verstappen.
Prestasi Max tentu jauh lebih bagus dari sang ayah, kita semua mengetahui itu. Mengawali karir pada 2015, Max merayakan gelar juara dunia pertamanya di tahun 2021.
2. 2. Michael dan Mick Schumacer
Michael Schumacher, siapa yang tidak kenal dengan nama yang sudah seperti ikon Formula 1. Tidak hanya prestasi, kontroversi juga kadang menyelimutinya selama berkarir.
Setelah Michael pensiun dari Formula 1 pada 2012 silam, arena balap seperti kehilangan sesuatu yang besar. Beberapa tahun kemudian, Formula 1 kehadiran seorang Schumacer, yakni Mick sang putra.
Tepat pada 2021 kemarin, Mick mengawali karirnya di Formula 1 yang sejauh ini masih belum memuaskan. Menarik untuk dinanti, apakah Mick mampu mengikuti jalur emas sang ayah.
1. Keke dan Nico Rosberg
Keke Rosberg merupakan seorang juara dunia asal Finlandia yang mengejutkan banyak orang di tahun 1982. Dia berkarir di Formula 1 selama 12 tahun hingga 1986.
Puncak karirnya bersama Williams pada tahun 1982, ketika menggantikan tempat Alan Jones yang hengkang. Di tim ini, Keke menjuarai musim 1982 yang menjadi satu-satunya gelar di lemari trofinya.
Beberapa dekade setelah sang ayah pensiun, Nico, putra Keke Rosberg yang berkebangsaaan Jerman kembali menghiasi arena balap Formula 1. Sebelum pensiun pada 2018 lalu, Nico berhasil menyabet gelar juara dunia pertama dan satu-satunya.