Jagoan Silat Betawi Ini Diabadikan Sebagai Nama Jalan di Jakarta
Wilayah Condet di era kolonial merupakan daerah yang dikuasai para tuan tanah. Seluruh rakyat juga dibebani dengan sejumlah pajak berkisar 25 sen setiap minggunya.
Padahal kala itu, harga beras sudah mencapai 4 sen. Jika rakyat tak membayar pajak ini, maka mereka akan diwajibkan melakukan kerja paksa di tanah milik para tuan tanah.
Hal inilah yang menyulut kemarahan Entong Condet. Pria asli Betawi ini kemudian mengumpulkan sejumlah pemuda untuk berperang melawan kekejaman para tuan tanah.
Pada tahun 1916, bersama dengan 30 orang jagoan lain, entong Condet menyerbu Landhuis. Namun Belanda langsung meminta bala bantuan dari Batavia.
Kalah jumlah, serangan ini pun dapat dipatahkan dengan mudah. Entong Gendut kemudian wafat tertembus peluru panas kompeni.
Nama Entong Gendut kemudian diabadikan menjadi sebuah nama jalan di wilayah Condet. Namun, seiring perkembangan waktu nama jalan ini berganti menjadi jalan Ayaman.