INDOSPORT.COM – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut upaya Amerika menghancurkan Taliban di Afghanistan selama 20 tahun belakangan ini bukan perkara mudah.
Amerika Serikat, disebut Jusuf Kalla, telah menghabiskan anggaran setara Rp30 ribu triliun dan korban jiwa dari kalangan tentara sebanyak 3 ribu orang selama kurun waktu tersebut.
"Nah, 20 tahun Amerika perang dengan biaya (setara) Rp30 ribu triliun jadi kira-kira 12 tahun anggaran kita. Dihabisi hanya untuk memerangi kelompok Taliban dengan korban 3 ribu orang tentara Amerika meninggal," kata Jusuf Kalla saat menjadi keynote speak dalam sebuah webinar kemarin dikutip, Minggu (22/8/2021).
Dia mengungkapkan, ada tiga kelompok kepentingan di Afghanistan yang menentukan masa depan Afghanistan. Yakni kelompok Taliban, kelompok Presiden Ashraf Gani dan kelompok Amerika Serikat. Tetapi, kata dia, peperangan yang sesungguhnya terjadi di Afghanistan adalah peperangan Taliban melawan tentara Amerika.
"Ketiga kelompok ini ingin sebenarnya keluar dari jebakan (peperangan) ini," katanya.
Menurut JK, Amerika tak pilihan lain selain menerima hasil perundingan segitiga pada akhir tahun lalu yang melibatkan Amerika, pemerintahan Presiden Ashraf Gani dan Taliban. Amerika akan meninggalkan Afghanistan sebagai buah dari perundingan itu. Apalagi, Amerika memang terbukti tak bisa menundukan milisi Taliban.
"Dan Amerika sebenarnya keresahan di Afghanistan. Karena perang selama 20 tahun ini merupakan yang terlama selama sejarah Amerika dan perang yang tidak dimenangkan oleh Amerika," katanya.
Celakanya, perang dengan durasi terlama dalam sejarah Amerika Serikat itu justru berbuah pahit. Amerika terusir dari Afghanistan. Tetapi, boleh jadi, penarikan pasukan militer AS menjadi kebahagiaan bagi tentara AS yang selama 20 tahun perang tanpa kemenangan.
"Amerika dia menang perang besar saja tapi dia tidak pernah menang dalam sistem perang gerilya. Apakah itu di Vietnam, Afghanistan, Irak , Lybia, Somalia, tidak pernah menang," ujarnya.
Amerika, kata JK, sebenarnya mengharapkan terjadinya perang saudara setelah tentaranya angkat kaki dari Afghanistan. Tetapi, harapan itu tak terjadi. Militer Amerika ditarik, sementara tentara pemerintahan Ashraf Gani justru mundur dari wilayah perang dan dengan cepat milisi Taliban menguasai daerah-daerah penting di Afghanistan.
"Yg diharapkan Amerika itu setelah mereka pergi yang terjadi perang saudara antara tentara pemerintah Afghanistan yang dilatih Amerika dengan Taliban. Tapi kita tau semua setelah Amerika pergi, tentara Taliban maju ke wilayah perang sementara tentara pemerintah tidak ada yang melawan. Tidak mau ada perang saudara. Dan saya pikir ini yang terbaik. Supaya tidak ada perang saudara," katanya.
Baca berita asli di AkuratCo
Disclaimer : Artikel ini adalah kerja sama antara Indosport.com dengan AkuratCo Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, video, grafis, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab dari AkuratCo.