INDOSPORT.COM - Kim Jong-un dan Korea Utara (Korut) dikabarkan menolak sekitar tiga juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech China.
Hal ini sendiri diungkapkan oleh badan PBB, UNICEF, pada Rabu (01/09/21) waktu setempat, bahwa Korut meminta agar vaksin tersebut dialokasikan ke negara-negara yang terkena dampak lebih parah.
Vaksin Sinovac buatan China sendiri ditawarkan di bawah program COVAX yang bertujuan membantu negara-negara miskin. Korut pun menjadi bagian dari skema tersebut, namun sampai saat ini belum menerimanya.
Akan tetapi, seorang juru bicara badan PBB mengatakan kepada Reuters bahwa Korut masih akan terus berkomunikasi dengan fasilitas COVAX untuk menerima vaksin dalam beberapa bulan mendatang.
Korut sendiri tidak mencatat kasus Covid-19, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 19 Agustus lalu.
Sekitar 37.291 orang, termasuk petugas kesehatan dan mereka yang menderita penyakit mirip flu, telah diuji dan semuanya dinyatakan negatif, kata WHO dalam laporan situasi mingguannya.
Kendati belum melaporkan kasus, tetapi Korut kerap dilaporkan memberlakukan tindakan antivirus ketat, termasuk penutupan perbatasan hingga pembatasan perjalanan domestik.
Sempat dilaporkan pula bahwa untuk mencegah virus masuk, pihak berwenang menyuruh untuk memusnahkan merpati hingga kucing yang berkeliaran di wilayah perbatasan.
Korut juga tercatat telah memberlakukan upaya pengekangan virus sejak awal pandemi dan menjadi salah satu negara pertama yang menutup perbatasannya pada Januari tahun lalu.
Ini bukan pertama kalinya Korut itu menolak vaksin. Pada bulan Juli, mereka menolak pengiriman sekitar dua juta dosis suntikan AstraZeneca.
Alasannya, mereka khawatir atas potensi efek samping, kata sebuah lembaga think-tank Korea Selatan yang terkait dengan dinas intelijen negara itu.
Institut Strategi Keamanan Nasional yang berbasis di Seoul kemudian mengatakan bahwa Korut tidak tertarik pada vaksin China karena kekhawatiran bahwa vaksin tersebut tidak begitu efektif.
Namun, dikatakan bahwa Korut telah menunjukkan minat pada suntikan vaksin Covid-19 yang dibuat di Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, memang pernah mengatakan kepada wartawan pada bulan Juli bahwa Kremlin telah menawarkan pasokan vaksin Sputnik ke Korut.
Bahkan, konon katanya ada tawaran yang terjadi dalam beberapa kesempatan. Namun hingga kini, belum ada konfirmasi terkait kelanjutan hal ini.
baca berita asli di AkuratCo