INDOSPORT.COM - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, membeberkan hasil observasi Kemenkes terkait peningkatan kasus positif Covid-19 di Indonesia beberapa pekan terakhir.
Berdasarkan pantauan, penyebab kenaikan tersebut antara lain kegiatan belajar mengajar di sekolah dan kunjungan dukacita alias takziah.
"Minggu lalu berdasarkan observasi di Kemenkes ada 126 kabupaten/kota yang naik, beberapa di antaranya tiga minggu berturut-turut naik," kata Budi dalam keterangan pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Negara, Senin (15/11/21).
Menindaklanjuti terjadinya kenaikan kasus penularan Covid-19 di klaster Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Kemenkes akan melakukan konsolidasi bersama Mendikbudristek, Nadiem Makarim.
Budi berharap permasalahan yang ada dapat diatasi dengan cepat. Sehingga, kata dia, PTM tetap bisa dilaksanakan.
"Saya dan Pak Nadiem akan konsolidasi rencananya mudah mudahan Minggu ini kira selesaikan agar tetap tatap muka dengan surveilans aktif," ujarnya.
Budi menyampaikan pihaknya akan melakukan surveilans aktif sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo. Sehingga, sekolah bisa mengambil tindakan cepat jika didapati kasus positif.
"Bapak presiden arahkan sekolah tatap muka dilakukan surveilans agar kalau ada indikasi kita bisa lakukan tindakan," kata Budi.
Terakhir, Menkes juga mengingatkan potensi risiko lonjakan kasus Covid-19 jelang libur Natal dan Tahun Baru. Ia mengimbau agar masyarakat bisa terus berhati-hati dan waspada meski tren kasus corona di banyak wilayah menurun.
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mencatat adanya klaster Covid-19 di sekolah yang tersebar di 20 daerah sejak awal September sampai awal November 2021.
Daerah tersebut antara lain Purbalingga, Jepara, Padang Panjang, Kab Mamasa, Kota Bekasi, Tabanan, Depok, Kota Tangerang, Tangerang Selatan, Jakarta, Grobogan, Pati, Salatiga, Gunung Kidul, Majalengka, Solo, Kota Bandung, Semarang, Tasikmalaya, dan Indramayu.
Ia mengungkapkan, sejak PTM mulai diberlakukan serentak nasional per 30 Agustus 2021, banyak sekolah yang berhenti melakukannya lantaran tempat mereka jadi klaster penyebaran Covid-19.
Baca berita asli di Akurat.co