Deretan Fakta di Balik Bebasnya Kyle Rittenhouse Usai Tembak Pendemo
INDOSPORT.COM - Nama Kyle Rittenhouse tengah jadi topik pembicaraan hangat publik dunia setelah divonis bebas meski telah menembaki para pendemo di Kenosha, Amerika Serikat.
Di persidangan, remaja berusia 18 tahun tersebut dihadapkan pada tuntutan hukuman penjara maksimal seumur hidup. Namun alih-alih dikurung, ia justru mendapat vonis bebas dari hakim.
Nah, seperti apa sebenarnya kasus Kyle Rittenhouse ini? Berikut beberapa faktanya yang telah dirangkum dari beberapa sumber.
Membawa senapan AR-15 ke lokasi demo
Kasus persidangan yang dihadapi Kyle Rittenhouse diawali dari sebuah demonstrasi yang dilakukan di Kenosha, Wisconsin.
Ia pergi ke kota Kenosha, padahal ia berasal dari kota Antioch yang berada di negara bagian Illinois. Bahkan, remaja di bawah umur tersebut pergi dengan membawa senapan AR-15.
Tembak tiga orang
Menjelang tengah malam, Kyle cekcok dengan seorang pria bernama Joseph Rosenbaum hingga akhirnya terjadi aksi kejar-kejaran dan Kyle menembak Joseph. Setelah itu, situasi makin rumit.
Ketika Kyle terjatuh, ia menembak Anthony Huber, pendemo lain. Setelah itu, Gaige Grosskreutz seorang relawan medis juga ditembak oleh Kyle. Dari ketiga korban, Anthony Huber tewas di tempat.
Kyle hadapi lima dakwaan
Setelah terlibat dalam kasus tersebut, Kyle pun masuk ke meja persidangan. Dalam persidangan yang digelar di Kenosha, Kyle menghadapi lima tuntutan dengan hukuman maksimal adalah penjara seumur hidup.
Dinyatakan bebas
Dikutip dari AP News, pengadilan di Kenosha menyatakan bahwa Kyle Rittenhouse bebas dari seluruh tuntutan yang dihadapkan kepadanya, meskipun ia telah menembak seorang pendemo.
Juri pengadilan yang terdiri dari 12 orang tersebut memutuskan bahwa ketika itu Kyle menembak karena melindungi diri.
Timbulkan polemik
Kasus Kyle Rittenhouse ini kini menimbulkan sejumlah polemik di Amerika Serikat, terutama terkait isu senjata api dan ras. Bahkan, kasus ini pun telah ditunggangi oleh isu politik.
Partai Republik cenderung mendukung Kyle, sedangkan Partai Demokrat tidak setuju dengan keputusan pengadilan.
Meski begitu, Presiden AS, Joe Biden, yang juga merupakan seorang Demokrat, menyatakan untuk menghormati keputusan pengadilan meskipun merasa 'marah' dan khawatir atas kasus tersebut.
Baca berita asli di Akurat.co