"Pertandingan hari ini, set pertama saya saya belum bisa bermain maksimal. Jan O merupakan lawan yang berat, namun di gim kedua saya merasa saya bisa menang, dan itu yang memotivasi saya untuk memenangkan pertandingan," jelas Momota seusai pertandingan.
Sedangkan juara bertahan Indonesia Open 2014, Jan O Jorgensen menilai bahwa di gim kedua dia sudah kehilangan momentum yang mengakibatkan kekalahan di gim kedua dan ketiga.
"Kesempatan saya di set kedua, tapi saya kehilangan momentum. Sempat unggul, tapi saya tidak bisa menyelesaikan pertandingan. Sedangkan di set ketiga, dia melakukan start yang baik, saya membuat beberapa kesalahan sendiri dan tidak mendapatkan fokus yang benar," jelas Jorgensen.
Mengomentari kemenangan di gim kedua, Momota menjelaskan bahwa gaya permainan yang diterapkan juga berubah. Dia lebih sering bermain bola-bola atas, hal itu dikarenakan angin di Istora cukup kencang.
Beberapa pertandingan terakhir, Momota harus menyelesaikan pertandingan dengan pertarungan rubber gim, dan selalu kalah pada gim pertama.
Menanggapi hal tersebut, Momota mengungkapkan bahwa itu bukan bagian dari strategi permainannnya.
"Saya tidak ada strategi untuk kalah di gim pertama, cuma pada gim pertama saya selalu deg-degan. Saya masih kalah dari segi mental terhadap Jorgensen, tahun depan saya akan meningkatkan mental," tukasnya.
Dengan kemenangan ini, Kento Momota berhasil meraih gelar Super Series Premier pertamanya, sebelumnya Momota meraih gelar Super Series dalam kejuaraan Singapore Open.