Herbert Scheele 'Penjegal' Indonesia Pertahankan Gelar Thomas Cup
Sebelumnya nama Scheele mungkin tidak terlalu dikenal oleh pecinta bulutangkis tanah air, sampai akhirnya pria yang mendapat gelar bangsawan dari Ratu Inggris itu begitu melekat di ingatan publik tanah air.
Kisah itu berawal dari turnamen Piala Thomas 1967. Saat itu, Scheele bertugas sebagai wasit kehormatan. Kala itu memang Istora Senayan disesaki oleh pecinta bulutangkis tanah air yang sangat bernafsu untuk menonton.
Maklum saja selain ambisi untuk mempertahankan gelar, lawan yang dihadapi juga bukan negara sembarangan, Malaysia. Aroma politis tercium betul di laga final kala itu. Fakta menyebutkan, perasaan emosi meledak-ledak, khas fans Indoneia makin tidak terkontrol.
Ditambah dengan permainan tim Thomas Indonesia yang buruk kala itu, suasana riuh bercampur dengan teriakan kotor dan makian membuat suasana Istora Senayan kala itu makin tidak kondusif.
Di posisi 3-4 untuk Malaysia, Indonesia nyaris mengejar angka Harimau Malaya. Mulyadi/Agus Susanto yang menghadapi Ng Boon Bee/Tan Yee Khan membuka peluang tersebut. Kondisi inilah yang membuat para penonton makin bersemangat dan ikutan ngotot. Teriakan cemoohan yang menggangu konsentarsi lawan pun mewarnai jalan pertandingan, makin tidak terkontrol.
Scheele lalu meminta penonton dikeluarkan dari arena pertandingan. Karena ditolak oleh pihak PBSI, Scheele dengan segala wewenangnya menyatakan Indonesia kalah 6-3. Hasil ini sangat membekas untuk publik tanah air.
Scheele usai laga mengatakan bahwa keputusannya memenangkan Malaysia karena penonton sangat tidak menghargai nilai sportivitas. Sehari setelah meninggalkan Jakarta, di Selandia Baru, ia mengatakan kepada pers bahwa keputusannya menghentikan pertandingan tersebut karena penonton Indonesia mengancam akan "membunuh" pemain-pemain Malaysia.