Ketidakmampuan Pelti (Persatuan Lawn Tenis Indonesia) dalam melakukan pembinaan atlet diklaim Yayuk menjadi biang keladi jebloknya prestasi petenis putri dan putra Indonesia. Kepengurusan yang tidak memahami seluk beluk masalah tenis dinilai membuat peringkat tenis Indonesia menurun.
“Kurang aktif dan kurang terbuka untuk mendapat masukan dan kurang tepat memilih tempat tujuan latihan,” ujar Yayuk saat dihubungi INDOSPORT.
“Semua stake holder harus duduk bareng dulu untuk menentukan mau di bawa kemana kepengurusan ini, setelah itu baru cari solusi. Ajak bicara semua pakar-pakar tenis. Adakan diskusi bersama,” tambahnya.
Kekalahan atas Singapura yang notabene memiliki kualitas di bawah Indonesia dianggap oleh legenda tenis asal Yogyakarta ini apat menjadi pelajaran agar para atlet muda Tanah Air fokus untuk memperbaiki penampilannya.
Para pengurus pun diminta untuk mencari biang masalah yang membuat prestasi tenis Indonesia jeblok sebelum menyusun program mereka.
“Itu langkah awal dulu baru bicarain program dll dan buat pemain-pemain terutama yg muda, semoga ini jadikan pelajaran yg sangat berharga, saya liat mereka bukan kalah teknik tapi mental,” tuntasnya.