Petenis nomor tiga dunia, Andy Murray rupanya pernah nyaris menjadi pemain sepakbola. Dirinya sempat melakukan uji coba bersama klub sepakbola asal Skotlandia, Rangers. Murray memang sebelumnya telah melakuan uji coba pertamanya bermain untuk Rangers. Namun dirinya menyadari akan sulit ketika dirinya juga memiliki ketertarikan pada tenis.
"Saya diminta untuk kembali setelah uji coba pertama saya dengan Rangers, namun sangat sulit untuk bermain tenis dan sepakbola pada saat bersamaan," ungkap Murray dalam wawancaranya bersama FIFA.
Sepakbola dan tenis memang membutuhkan kapasitas fisik yang berbeda dalam setiap latihan dan laganya. Murray merasa bahwa tubuhnya tidak akan begitu kuat menjalani keduanya.
"Kedua olahraga tersebut menempatkan tuntutan yang berbeda pada tubuh saya, dan pada akhirnya saya harus memilih olahraga mana yang saya nikmati," ungkapnya lagi.
Setelah sekian banyak pertimbangan yang mesti dilalui oleh petenis itu, akhirnya Murray memilih tenis sebagai bagian dari masa depannya.
"Tenis adalah olahraga yang secara alami memang saya nikmati, dan akhirnya saya memutuskan untuk pindah ke Spanyol untuk mengejar karier saya di sana," ujar Murray yang merasa beruntung karena keputusannya itu tepat.
Namun rupanya Murray juga pernah terbesit untuk banting setir jadi pelatih sepakbola saat pensiun dari dunia tenis nanti.
"Jika saya mau melakukan sesuatu yang saya sukai tapi bukan tenis, saya mungkin akan melakukan sesuatu di sepakbola. Saya penggemar berat football fantasy, jadi saya mungkin cocok jadi pelatih. Tapi ini berbeda jauh dengan dunia nyata, pastinya tak semudah seperti yang orang bayangkan," jelasnya.
Pemain berusia 30 tahun itu mencatat tiga kemenangan dalam ajang tenis internasional Grand Slam. Murray telah menghabiskan waktu selama enam pekan sejak kekalahannya di perempatfinal turnamen Grand Slam Wimbledon 2017 dari Sam Querrey untuk menyembuhkan cedera pinggulnya.