BWF kembali akan membuat perubahan di bulutangkis tahun depan. Setelah berencana merubah format skor dan aturan servis. Kini BWF mengubah aturan di kompetisi level Super Series sekaligus mengganti namanya menjadi World Tour.
- Sidak Pelatnas Bulutangkis, Menpora Adu Smash dengan Greysia Polii
- Ini Alasan Kenapa Dubai Super Series Diminati Banyak Atlit Bulutangkis
- Deretan Atlet Indonesia di Dubai BWF Super Series Masters Finals 2017
- Bertabur Pebulutangkis Bintang, Hadiah Dubai Superseries Final Cuma Bisa Disaingi Indonesia Open!
Selain itu, struktur turnamen dalam kalender tahunan BWF juga akan diubah. Sebelumnya kita mengenal Super Series Premier, Super Series, dan Grand Prix Gold, maka tahun depan akan berbeda.
Rangkaian turnamen dibagi menjadi dua Grade, yaitu Grade Satu dan Grade Dua. Grade Satu adalah kejuaraan beregu antar negara. Termasuk didalamnya adalah Olimpiade, Piala Thomas dan Uber, Piala Sudirman, Asian Games, Commonwealth Games, dan Kejuaraan Dunia Junior.
Sedangkan untuk Grade Dua, adalah turnamen-turnamen yang mempertandingkan pertandingan antar individu. Grade dua sendiri dibagi kembali menjadi enam level kategori turnamen.
Untuk level pertama hanya ada satu turnamen, yaitu World Tour Finals atau sebelumnya bernama Super Series Masters Finals. World Tour Finals akan memperebutkan hadiah sebesar 1,5 juta dollar Amerika Serikat.
Selanjutnya di level kedua, akan ada tiga turnamen yaitu All England, Indonesia Open, dan China Open. Sebelumnya ketiga turnamen itu bernama Super Series Premier dan berhadiah minimal 1 juta dolar Amerika Serikat.
Di level ketiga, akan berisi lima turnamen yang sebelumnya bernama Super Series. Lima turnamen itu adalah Malaysia Open, Korea Open, Denmark Open, France Open, dan Japan Open. Sedangkan India Open yang sebelumnya berada di jajaran Super Series, diturunkan levelnya menjadi Grand Prix Gold atau akan menjadi level keempat. India Open akan berada di level keempat bersama Malaysia Master, Thailand Open, dan lain-lain dengan total tujuh turnamen.
Dan di level kelima sebelumnya dikenal dengan turnamen International Satelite dan Challenger akan memiliki 11 turnamen. Dan level terakhir adalah level enam untuk turnamen kontinental, jumlah turnamennya belum ditentukan oleh BWF.
Untuk turnamen level dua dan tiga, babak kualifikasi akan ditiadakan. Hal ini dilakukan agar mempersingkat waktu pelaksanaan turnamen level dua dan tiga yang sebelumnya adalah enam hari, menjadi lima hari. Untuk turnamen level empat, jumlah peserta babak kualifikasi akan dikurangi dari semula 16 pemain menjadi 8 pemain untuk masing-masing nomor.
"BWF telah memutuskan untuk menyingkirkan babak kualifikasi karena butuh waktu. Mereka juga ingin memastikan kualitas kompetisi untuk memberi suguhan yang sebanding dengan uang yang mereka keluarkan untuk membeli tiket pertandingan," kata pejabat tinggi Asosiasi Bulutangkis Malaysia seperti dikutip The Star, di Kuala Lumpur, Kantor Pusat BWF.
Dengan perubahan itu, maka pebulutangkis dengan rangking 15 besar untuk nomor tunggal dan rangking 10 besar untuk nomor ganda, akan memainkan sedikitnya 12 turnamen dalam satu tahun. Jika pemain tersebut juga mengikuti kompetisi di Grade Satu seperti Thomas dan Uber Cup, maka para pemain tersebut akan bermain setidaknya dalam 13-14 turnamen.
Dengan jumlah turnamen sebanyak itu akan menjadi tantangan berat bagi para pebulutangkis dunia seperti Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Meskipun jumlah hadiah yang diberikan akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2017.