Indonesia berhasil kalahkan Singapura dengan skor telak 5-0 dalam penyisihan pertama Piala Uber 2018, di grup Z Badminton Asia Team Championships 2018, setelah tunggal putri terakhir, Gregoria Mariska mampu menyingkirkan Nur Insyirah Khan, dengan skor 21-12 dan 21-16.
Kemenangannya tersebut tentunya menjawab kritikan-kritikan pedas yang datang kepadanya. Terlebih dari sang senior, mentor, sekaligus legenda hidup tunggal putri Indonesia, Susy Susanti.
Susy Susanti memang masih menaruh banyak perhatiannya pada dunia tepok bulu Indonesia, apalagi dirinya terlibat langsung dalam kepengurusan atlet-atlet PBSI. Susy kerap melemparkan kritik yang bersifat membangun untuk para atlet.
Juara Olimpiade Barcelona tersebut juga sempat melempar kritiknya kepada Gregoria terkait permainannya saat mengalahkan Nur Insyirah Khan. Dirinya mengkritisi soal mental dan teknis yang Gregoria tampilkan di lapangan.
"Gregoria di awal bagus, tapi di game kedua berubah jadi mau cepet-cepetan. Dia bukan cuma harus percaya diri tapi harus jeli mengatur irama permainan. Bukan cuma butuh keyakinan, tapi kematangan dalam menganalisa permainan,” ujar Susy pasca pertandingan pagi tadi seperti dikutip dari rilis yang diterima INDOSPORT.
Terkait dengan kritikan tersebut, peraih gelar Juara Dunia Junior 2017 itu mengaku jika kondisi lapangan membuatnya kesulitan. Tak hanya itu ia juga mengakui dirinya belum memiliki mental yang stabil.
“Di game pertama tadi saya masih beradaptasi dengan kondisi lapangan yang berangin. Masih kurang dapet feeling-nya. Fokusnya masih kadang-kadang hilang, tapi kemudian saya bisa kendalikan,” tutur Gregoria dari laporan yang diterima.
“Memang semangat saya masih kurang, kadang latihan seminggu semangat, kadang turun. Mungkin ini maksud cik Susy yang mengatakan saya tidak disiplin. Ke depannya, saya akan memperbaiki ini,” tambahnya.
Meski Gregoria sering mendapat kritikan dari sang legenda hidup bulutangkis Indonesia, dirinya tidak menyimpan rasa emosi. Sebaliknya ia justru akan menjadikan kritikan itu sebagai dorongan untuk menjadi lebih baik.
“Saya menerima kritik dan masukan dari cik Susy. Kritik ini jadi penyemangat buat saya, supaya saya ngaca, introspeksi diri. Kalau soal down pasti ada, rasanya sedih sekali, tapi mau sampai kapan saya down? Lebih baik dibuktikan dengan hasil di lapangan,” lanjutnya.