INDOSPORT.COM – Petenis kelas dunia, Roger Federer tak kuasa menahan air matanya saat mengingat pelatihnya yang telah meninggal, Peter Carter.
Pelatih kesayangan Federer itu meninggal pada 2002 silam dalam sebuah kecelakaan mobil saat berusia 37 tahun kala sedang berbulan madu di Afrika Selatan, tepat setahun sebelum ia memenangkan kejuaraan Wimbledon pada 2003, yang menjadi rekor pertamanya dari 20 grand slam yang ia raih.
Bagi Federer, kehadiran Carter sangat berpengaruh dalam kehidupannya terutama dalam karier tenisnya, karena telah membuatnya menjadi sosok salah satu petenis paling berpengaruh di dunia.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN Sport yang dilakukan pada Desember di Dubai, Federer harus berhenti ketika karena menangis ketika ditanya tentang Carter.
EXCLUSIVE: "It was a wake-up call for me when he passed away" @rogerfederer tells @chrissymacCNN about the influence of coach Peter Carter early in his career: https://t.co/AJM6UXy3Yf pic.twitter.com/W7oswQZRSR
— CNN Sport (@cnnsport) 7 Januari 2019
“Saya berharap dia akan bangga. Saya kira dia tidak ingin bakat saya sia-sia, maka setelah ia meninggal saya lebih berlatih dengan keras," kata Federer sambil terisak.
"Saya ingin mengatakan, saya sangat beruntung memiliki orang yang tepat di waktu yang tepat, pelatih yang tepat pula. Peter benar-benar orang yang sangat penting dalam hidup saya karena saya pikir jika saya bisa mengucapkan terima kasih atas kehebatan saya hari ini, itu untuk Peter,” tambahnya.
Federer mengetahui kematian Carter saat berkompetisi di Canadian Masters 2002 di Toronto, dan ia merasakan kesedihan yang amat mendalam selama hidupnya, serta sempat meninggalkan hotelnya dan berlari di jalanan, sambil menangis histeris.
Federer kini sedang berusaha untuk memenangkan gelar Australia Terbuka ketiga secara berturut-turut di mana turnamennya akan dimulai di Melbourne pada pekan depan.
Ikuti Terus Berita Sepak Bola dan Berita Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM