INDOSPORT.COM - Ajang bulutangkis bergengsi, All England 2019 telah memulai pertandingan sengit yang menarik untuk ditonton. Turnamen bulutangkis tertua di dunia ini sedang digulirkan tepatnya sejak 6-10 Maret 2019.
Namun ada peristiwa tak terlupakan dalam kejuaraan All England yang kini diadakan di National Indoor Arena, Birmingham. Ada satu tahun di mana saat Indonesia benar-benar merajai All England yakni pada edisi 1979 silam.
Semasa itu, All England diselenggarakan di Wembley Arena, London. Turnamen yang digelar pada 21-25 Maret, kala itu London masih beku dan dingin.
Tahun 1979, Indonesia datang sebagai salah satu kekuatan bulu tangkis dunia. Hal ini lantaran usai tahun 1979, tim 'Merah-Putih' baru saja mendapatkan gelar sebagai yang terkuat di nomor tunggal putra.
Ya, dari rentang 1969-1978, Rudy Hartono dari sektor tunggal putra mampu membawa pulang delapan gelar, sementara Liem Swie King hanya satu gelar.
Sedangkan di sektor ganda putra Tjun Tjun/Johan Wahjudi dan Christian Hadinata/Ade Chandra juga menapak kesuksesan. Di tiga nomor lain, Indonesia tetap diperhitungkan meski belum banyak menghasilkan gelar juara.
Kemudian saat All England 1979 itu mulai, wakil-wakil Indonesia tampil meyakinkan sejak babak 32 besar. Akan tetapi, kejutan datang dalam babak 16 besar, dari sektor tunggal putri.
Wakil tunggal putri Indonesia, Verawaty Raharjo, angkat koper setelah takluk dari wakil Jepang, Saori Kondo. Padahal, Verawaty kala itu adalah unggulan ketiga turnamen.
Di sektor yang lain, wakil-wakil Indonesia terus melaju kencang. Lawan-lawan tangguh yang saat itu kebanyakan dari Denmark, Jepang, sampai tuan rumah, Inggris, sukses ditumbangkan pasukan Tanah Air.
Alhasil, Indonesia berhasil meraih empat gelar juara pada akhir turnamen. Di nomor tungggal putra, Liem Swie King berhasil mempertahankan gelar yang dia raih di tahun sebelumnya.
Hal tersebut didapat usai ia menumbangkan wakil Denmark, Flemming Delfs, dalam dua set langsung dengan skor telak 15-7, 15-8.
Dari sektor ganda putra Tjun/Johan mampu meraih gelar All England ketiga sepanjang karier mereka usai menumbangkan wakil Swedia, Stefan Karlsson/Claes Nordin, dengan skor 17-16 dan 15-3.
Di nomor ganda putri, Verawaty Wiharjo yang gagal di nomor tunggal sukses mendapat gelar juara. Berpasangan dengan Imelda Wiguno, mereka berhasil menaklukkan pasangan Jepang, Atsuko Tokuda/Mikiko Takada dengan skor akhir 15-3, 10-15, dan 15-5.
Kemudian, Imelda Wiguno juga memperoleh gelar keduanya pada nomor ganda campuran. Bersama dengan Christian Hadinata, mereka berhasil mengalahkan pasangan tuan rumah, Mike Tredgett/Nora Perry, dua set langsung dengan skor 15-1, 18-17.
Raihan empat gelar ini kemudian menjadi pencapaian terbaik Indonesia di ajang bulu tangkis tertua tersebut. Indonesia hampir saja bisa mengulanginya lagi pada tahun 1994, tetapi saat itu akhirnya Susy Susanti dan sejawatnya hanya membawa pulang tiga gelar saja.
Tiga gelar yang didapat pada 1994 itu di antaranya, Hariyanto Arbi (tunggal putra), Susy Susanti (tunggal putri), dan Rudy Gunawan/Bambang Suprianto (ganda putra).
Penulis: Neneng Astrianti.
Terus Ikuti Perkembangan Seputar All England 2019 dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM