INDOSPORT.COM - Bagi Anda generasi 80 atau 90-an pasti masih ingat bagaimana bulutangkis Indonesia begitu mendominasi dunia.
Dari kurun tahun 1994 hingga 2003 saja Indonesia sanggup menjuarai lima Piala Thomas dan dua Piala Uber. Gelar-gelar yang hingga kini masih belum bisa digapai Indonesia lagi.
Indonesia bersama China dan Denmark bergantian merajai bulutangkis dunia.
Namun, di era milenial ini, kekuatan baru muncul dan siap meruntuhkan dominasi tiga besar bulutangksi dunia. Raksasa baru itu adalah Jepang.
Sebelum era kebangkitan, Jepang sejatinya pernah beberapa kali meraih gelar bergengsi semisal lima Piala Uber dan sejumlah gelar individu.
Namun, selama puluhan tahun mereka relatif masih berada di bawah bayang-bayang China, Indonesia, dan bahkan Denmark.
Akan tetapi, peta kekuatan itu telah berubah dalam satu dekade terakhir ini. Jepang tak hanya sanggup merusak dominasi, tetapi juga mampu menciptakan dinasti.
Pebulutangkis-pebulutangkis Jepang secara konsisten mulai menempati ranking 10 besar dunia.
Untuk tahun ini saja mereka sanggup menempatkan wakil di tiga besar semua sektor.
Untuk tunggal putra, Jepang memiliki Kento Momota yang ada di peringkat satu dunia. Di sektor ganda putra, Jepang punya Takehshi Kamura/Keigo Sonoda yang duduk di ranking tiga.
Dominasi Jepang semakin menjadi-jadi di bulutangkis putri. Di sektor tunggal putri, mereka punya Nozomi Okuhara dan Akane Yamaguchi yang duduk berurutan di posisi tiga dan empat dunia.
Di sektor ganda putri, Jepang lebih gila lagi. Tiga besar ranking ganda putri dunia dikuasai oleh Jepang.
Maka, tak heran jika mereka mampu menyabet gelar Piala Thomas tahun 2014 dan Piala Uber tahun 2018.
Pebulutangkis mereka pun bergantian merebut gelar bergengsi seperti All England dan super series lainnya.
Jepang dalam beberapa tahun terakhir sanggup memuncaki klasemen peringkat negara BWF World Tour 2019.