INDOSPORT.COM - Legenda hidup bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono mengkritik keras perkembangan atlet olahraga tepok bulu Tanah Air yang dinilainya tidak konsisten. Ia mencontohkan sektor tunggal putra yang belakangan selalu kalah saing dari Jepang.
Rudy mengatakan, dahulu pebulutangkis Jepang selalu ketakutan jika bertemu Indonesia. Namun, sekarang hal itu justru berbanding terbaik, di mana atlet Indonesia lebih sering dikalahkan dan belum bisa menunjukan performa terbaik kala bersua di kejuaraan bergenggsi.
Rudy mencontohkan Kento Momota yang terus berada di level atas meski sempat menerima sanksi larangan bertanding akibat kasus judi. Kembali dari masa kelamnya, Momito lantas menunjukkan dominasinya dengan mengalahkan beberapa pebulutangkis ternama seperti Shi Yuqi, Chou Tien Chen, dan Lee Chong Wei.
Puncaknya ia mengalahkan juara Olimpiade, Chen Long dan memenangkan Kejuaraan Bulutangkis Asia (BAC) di Wuhan, China, pada 29 April 2018 lalu dan juga baru saja juara BAC di tahun ini.
"Jepang itu dulu di zaman saya tak ada apa-apanya. Mereka bilang saya dewa, padahal saya gini-gini saja," buka Rudy Hartono.
"Sekarang kita lihat Momota, ya tapi terbukti orang Jepang itu ternyata rajin. Kalau bilang A ya A, kalau orang kita bilang A ada sampai Z-nya," imbuhnya menyoal konsistensi atlet Indonesia dan Jepang.
Saat ini Kento Momota menempati peringkat satu dunia untuk tunggal putra dengan perolehan 108.800 poin. Sementara dua pebulutangkis andalan Indonesia yakni Anthony Ginting dan Jonatan Christie ada di sepuluh besar.
Ginting mengoleksi 63.780 poin dan ada di peringkat keenam dunia, sedangkan Jonatan di posisi kesembilan dengan 62.132 poin berdasarkan catatan Badminton World Federation (BWF) per 30 April 2019. Karenanya, Rudy Hartono meminta atlet Indonesia bekerja lebih keras guna mematahkan dominasi Jepan dan mengembalikan kejayaan bukutangkis Indonesia seperti keinginan PBSI.
Terus Ikuti Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT