INDOSPORT.COM – Para warganet menyoroti sikap kontroversial dari Tan Pearly Koong Le/Muralitharan Thinaah (Malaysia) kepada Ribka Sugiarto/Febriana Dwi Puji Kusuma (Indonesia) di babak final ganda putri Malaysia International Series 2019 pada Minggu (23/6/19).
Kejadian itu bermula pada kedudukan 14-14 di set ketiga. Pasangan Indonesia menyambar bola tanggung di depan net akibat pengembalian yang tidak sempurna dari pasangan Malaysia.
Bola yang sudah menyentuh lapangan itu dikembalikan secara sengaja oleh pasangan Malaysia. Alhasil, bola jatuh di daerah permainan Indonesia.
Pasangan Malaysia sendiri telah mengetahui bahwa bola tersebut menjadi poin untuk Indonesia. Namun, sang pengadil tiba-tiba menyatakan bahwa Malaysia berhak atas poin tersebut dan kedua pemain asal Negeri Jiran itu melakukan selebrasi.
Emosi bgt jelas2 udah nyentuh lantai tp poin buat malaysia curang bgt malay:""""🤬🤬🤬 pic.twitter.com/w6Zi51MZXZ
— Firliana P🏸 (@firlianaprms) June 23, 2019
Sesuai dugaan, ganda putri Indonesia tidak puas dengan keputusan tersebut. Unggulan pertama ini melancarkan protes dan bahkan mendapatkan kartu kuning karena tak kunjung kembali ke lapangan. Meski tetap melanjutkan pertandingan, Ribka/Febriana takluk dengan skor 16-21, 21-11, 18-21.
Salah satu akun Twitter bernama @JNAgniya menyayangkan bahwa pasangan Malaysia seperti tidak memiliki rasa bersalah meski diyakini mengetahui bahwa poin tersebut ialah untuk Indonesia.
Yg bikin sebelnya tuh ekspresi mrka yg gaada rasa bersalah samsek😑😑
— JEHXI (@JnAgniya) June 23, 2019
Selain itu, akun @sonagee_ menyatakan bahwa gelar juara yang direbut Malaysia ini adalah hal yang sia-sia. Meski ia menilai pasangan Negeri Jiran memiliki kemampuan yang baik, sikap kontroversi ini merusak sportivitas.
untuk pearly dan partnernya : percuma punya skill bagus tapi gak fair nak :)
— yolo🤘 (@sonagee_) June 23, 2019
Kekalahan di sektor ganda putri ini membuat Indonesia membawa tiga gelar dari nomor ganda campuran, ganda putra, dan tunggal putri. Adapun dua nomor sisanya direbut oleh tuan rumah.