INDOSPORT.COM - Menjelang turnamen bulutangkis Indonesia Open 2019, Indonesia memiliki catatan buruk di sektor ganda putri yang terakhir kali menyumbang gelar juara di tahun 2008.
Sebagai tuan rumah salah satu turnamen bulutangkis paling bergengsi di dunia, Indonesia Open, Indonesia memang masih memimpin dalam daftar negara yang paling banyak meraih gelar juara.
Bahkan di sektor ganda putri, Indonesia hingga kini masih memimpin bersama China dengan 13 kali raihan juara.
Namun ironisnya raihan 13 kali juara di sektor ganda putri itu didapat Indonesia mayoritas pada awal-awal turnamen Indonesia Open digelar, yakni pada dekade tahun 80-an.
Di mana kala itu Indonesia begitu perkasa dengan duet ganda putri Ruth Damayanti/Maria Fransisca, Verawaty Fajrin/Ivana Lie, Ivana Lie/Rosiana Tendean, Verawaty Fajrin/Yanti Kusmiati, dan Rosiana Tendean/Erma Sulistianingsih.
Setelahnya Indonesia memang beberapa kali masih bisa membawa pulang gelar ganda putri Indonesia Open. Namun semua terhenti di tahun 2008. Kala itu Vita Marissa/Liliyana Natsir berhasil menumbangkan pasangan Jepang Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna, 21-15 dan 21-14 di partai puncak.
Setelah itu, tak ada lagi gelar juara ganda putri Indonesia Open bisa terjaga di Tanah Air. Berjalan selaras dengan merosotnya prestasi di sektor tunggal putri.
Menurunnya prestasi Indonesia di sektor ganda putri itu juga dibarengi dengan China yang semakin tancap gas. Sejak tahun 2011, praktis hanya dua kali gelar juara ganda putri Indonesia Open gagal terbang ke Negeri Tirai Bambu itu.