INDOSPORT.COM - Tri Kusharjanto/Minarti Timur, salah satu pasangan ganda campuran legendaris Indonesia yang punya rekor fantastis di turnamen bulutangkis Indonesia Open begitu fantastis.
Bagaimana tidak, pasangan Tri/Minarti setidaknya sudah memenangi lima gelar Indonesia Open tersebut, lebih dari pencapaian mantan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang masih memenangi dua gelar saja.
Panggung Indonesia Open 1995, 1996, 1997, 1998 dan 2000 pernah menjadi saksi bisu kejayaan pasangan Tri/Minarti. Tak hanya itu, lima gelar yang berhasil mereka raih tersebut pun secara otomatis menobatkan mereka menjadi ganda campuran tersukses Indonesia di turnamen yang sekarang masuk kategori BWF World Tour Super 1000.
Di final Indonesia Open 1995, Tri/Minarti berhasil naik podium pertama usai mengalahkan rekan senegara, Flandy Limpele/Rosalina Riseu, dalam dua game langsung dengan skor 15-10 di game pertama dan 15-5 di game kedua.
Kemenangan mereka pun berlanjut di final Indonesia Open 1996, kala mereka kembali sukses mengungguli pasangan yang sama, Flandy Limpele/Rosalina Riseu, di partai final yang bertajuk 'all-Indonesian Final' dengan skor akhir 15-0, 15-1.
Pasangan Bambang/Rosalina mungkin memang tidak ditakdirkan untuk bisa unggul dari pasangan Tri/Minarti setelah mereka kembali menelan kekalahan untuk ketiga kalinya di final Indonesia Open 1997, dengan skor akhir 15-11, 15-6.
Tri/Minarti kembali menggaungkan kekuatan mereka di Indonesia Open 1998, setelah berhasil mengalahkan pasangan Denmark, Michael Sogaard/Rikker Olsen di partai final dengan skor akhir 15-10, 15-8.
Bambang Suprianto yang sejatinya memang tidak ditakdirkan menang atas Tri/Minarti kembali harus menerima pil pahit. Kendati berganti pasangan dengan Zelin Resiana, ia kembali kalah oleh pasangan Tri/Minarti di partai final Indonesia Open 1999 dengan skor akhir 15-3, 15-4.
Sekarang, di Indonesia Open 2019, ganda campuran Indonesia, Hafiz/Gloria dan Praveen/Melati memiliki peluang kecil untuk mulai menapaki jejak Tri Kusharjanto/Minarti Timur sebagai kampiun di nomor tersebut mengingat permainan mereka yang masih inkonsisten.