INDOSPORT.COM - Petenis Amerika Serikat, Serena Williams akan kembali tampil di final Wimbledon 2019 setelah sempat absen selama beberapa tahun.
Ia akan menantang Simona Halep untuk kali pertama di final Wimbledon 2019 pada Sabtu (13/07/19) waktu setempat usai mengalahkan Barbora Strycova dalam permainan 2 set dengan skor 6-1, 6-2.
Namun di final Wimbledon kali ini terasa lebih spesial untuk petenis 37 tahun tersebut, karena ia akan menjalani final pertama turnamen Grand Slam tersebut dengan status yang berbeda yakni sebagai seorang ibu.
Tentunya jika Serena berhasil mengalahkan Simona Halep di partai final ia akan menyandang peraih gelar Wimbledon 2019 yang telah berstatus sebagai seorang ibu.
Tetapi ternyata jauh sebelumnya, sudah ada petenis tunggal putri yang berhasil meraih gelar juara Grand Slam meskipun telah berstatus sebagai seorang ibu. Siapa sajakah petenis tersebut?
Berikut INDOSPORT merangkum petenis tunggal putri yang pernah meraih gelar juara Grand Slam dengan menyandang status sebagai seorang ibu:
1. Margaret Court
Margaret Court merupakan salah satu petenis terhebat sepanjang masa yang berhasil meraih 24 gelar Grand Slam, unggul satu gelar atas Serena. Court tercacat memiliki rekor persentase kemenangan terbaik yakni sebesar 91,68 persen.
Petenis asal Australia tersebut berhasil memenangkan Grand Slam ke-21nya sebelum melahirkan anak pertamanya di tahun 1971. Namun yang lebih hebatnya lagi, ia berhasil melakukan comeback fantastis usai melahirkan anak pertamanya.
Tak tanggung-tanggung, ia langsung meraih gelar juara Australia Terbuka, Prancis Terbuka, dan AS Terbuka pada tahun 1973, sebelum akhirnya kembali melahirkan anak keduanya satu tahun setelahnya.
Namun ia gagal mengulang comeback keduanya usai melahirkan dan hanya berhasil memenangkan beberapa gelar saja, tetapi bukan Grand Slam. Tahun 1977, Court memutuskan mundur dari dunia yang membesarkan namanya.
2. Evonne Goolagong
Goolagong merupakan mantan petenis nomor 1 dunia yang berasal dari Australia dan telah berhasil memenangkan 14 gelar Grand Slam di sepanjang kariernya.
Ia tercatat telah memenangkan 7 gelar tunggal, 6 ganda dan satu di ganda campuran. Sempat memenangkan 5 gelar Grand Slam di sektor tunggal putri sebelum melahirkan anak pertamanya pada tahun 1977, ia berhasil melakukan comeback gemilang dengan meraih gelar Grand Slam Australia Terbuka, 7 bulan usai melahirkan.
Tak hanya itu, ia juga sukses naik ke podium tertinggi Wimbledon pada tahun 1980 dan menjadi satu-satunya wanita di era Terbuka yang berhasil memenangkan Wimbledon paska melahirkan.
3. Kim Clisjters
Kim merupakan mantan petenis nomor 1 dunia yang memiliki karier fantastis selama 15 tahun. Persaingannya dengan Justine Henin-Hardenne menjadi salah satu persaingan yang tidak akan pernah dilupakan oleh para penggemar tenis.
Kim pertama kali memenangkan gelar Grand Slam perdananya pada tahun 2005 setelah menjuarai AS Terbuka usai mengalahkan Mary Pierce di partai final. Dua tahun kemudian ia memilih mundur karena hamil dan melahirkan putri pertamanya, Jada Elle pada tahun 2008.
Namun usai melahirkan, ia memutuskan comeback pada 2009 dan berhasil merebut gelar Grand Slam pertamanya dengan menjuarai AS Terbuka usai mengalahkan Caroline Wozniacki di partai final dan menjadi petenis wildcard pertama yang berhasil memenangkan Grand Slam di WTA.
Tahun 2010, ia kembali berhasil meraih gelar Grand Slam di turnamen AS Terbuka dan melakukan hal yang sama di tahun 2011, usai menjuarai Australia Terbuka.
Kim pun dinobatkan menjadi sattu-satunya petenis yang mampu memenangkan lebih banyak gelar Grand Slam setelah menjadi seorang ibu dibandingkan sebelum memiliki momongan.