INDOSPORT.COM - Sempat meniti karier di Indonesia, Indra Bagus Ade Chandra justru mendulang sukses di Eropa hingga kini menjadi pelatih.
Nama pebulutangkis tunggal putra, Indra Bagus Ade Chandra, mungkin tak sebesar dan dikenal melibihi nama-nama lainnya di Indonesia. Namun kendati demikian, pria yang kini berusia 32 tahun itu justru mendulang sukses di Benua Biru, Eropa.
Dan dalam kesempatannya kembali ke tanah air saat ini, Indra Bagus yang sekarang menjadi pelatih tim bulutangkis Belgia menceritakan pengalamannya langsung secara eksklusif bersama INDOSPORT.com.
Mencoba di Jepang, Meraih Hasil di Spanyol
Nama Indra Bagus mulai mencuat di dunia bulutangkis Indonesia pada sekitar tahun 2006, di mana saat itu dirinya mampu mencapai babak perempatfinal dan semifinal kejuaraan lokal hingga juara di turnamen internasional Swedish Masters International Badminton Championships 2010.
Namun menariknya, tak seperti beberapa pebulutangkis Indonesia yang setia dengan kariernya di tanah air, Indra Bagus justu mewarnai perjalanannya dengan pengalaman meniti karier di luar negeri. Bahkan bermain untuk beberapa negara lain di Eropa.
Perjalanan tersebut diungkapkan Indra Bagus, berawal ketika dirinya keluar dari Pelatnas PBSI di tahun 2009. Saat itu dirinya mencoba peruntungan di Jepang, hingga akhirnya menemukan karier di Spanyol saat kuliah.
"Dulu semenjak keluar dari PBSI tahun 2009 saya berencana keluar (negeri). Pertama saya coba ke Jepang. Dalam kurun waktu satu bulan setengah, saya kurang nyaman dan pulang ke Indonesia," tutur Indra Bagus kepada INDOSPORT.com.
Gagal di Jepang, Indra Bagus akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikan formalnya di Eropa, tepatnya di Spanyol. Namun siapa sangka di Negeri Matador tersebut, karier bulutangkis Indra Bagus justru berlanjut seiring adanya kesempatan dari Federasi Bulutangkis Spanyol kepadanya.
Di Spanyol Indra Bagus mendapatkan kesempatan menjadi rekan berlatih (sparing partner) pebulutangkis nasional Spanyol, sekaligus asisten pelatih.
"Semenjak saya kuliah di Spanyol terus saya berpikir kenapa saya tidak coba main bulutangkis lagi. Saya iseng-iseng coba apply ke Federasi (bulutangkis) Spanyol. Federasi Spanyol terima saya dengan catatan pagi saya bisa kuliah, kuliah tidak terganggu, sore bisa kerja," ugkap pria kelahiran Jakarta 13 Juli 1987 itu.