INDOSPORT.COM - Bulutangkis merupakan olahraga paling populer di Indonesia. Benarkah Ketua Umum PBSI adalah jabatan paling enak di olahraga Indonesia?
Bulutangkis atau badminton merupakan olahraga paling populer di Indonesia selain sepak bola. Dari segi penonton, penonton pertandingan bulutangkis juga tak kalah jumlahnya dengan sepak bola.
Kepopuleran bulutangkis juga membuat jabatan Ketua Umum PBSI menjadi sepopuler jabatan Ketua Umum PSSI. Bedanya adalah, Ketua Umum PSSI punya tugas berat berkaitan dengan prestasi Timnas Sepak Bola Indonesia yang belum menunjukkan hasil maksimal.
Sedangkan Ketua Umum PSSI setidaknya tidak terlalu dipusingkan oleh prestasi pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia.
Dorongan untuk mundur bagi Ketua Umum PSSI jika Timnas Indonesia tak mampu meraih prestasi sudah sangat lumrah terlihat di beberapa periode.
Sedangkan Ketua Umum PBSI rata-rata dapat menyelesaikan masa jabatannya tanpa desakan mundur dari suporter. Ketua Umum PBSI juga 'diberkahi' dengan beberapa hal dalam menjalankan tugasnya.
Mudah Mencari Sponsor
Sponsor, tentu tak bisa dilepaskan dari kegiatan olahraga di Indonesia. Tanpa dukungan sponsor, cukup sulit untuk menyelenggarakan sebuah kompetisi atau turnamen yang berkelas.
PBSI beruntung bulutangkis Indonesia nyaris tak pernah kesulitan mendapatkan sponsor. Untuk turnamen Indonesia Open atau Indonesia Masters misalnya, perusahaan-perusahaan besar silih berganti menjadi sponsor utama dan tajuk dari turnamen.
Indonesia Open pernah bernama Djarum Indonesia Open, BCA Indonesia Open, hingga Blibli Indonesia Open, lalu ada Daihatsu di Indonesia Masters.
Atlet Berbakat Tak Pernah Habis
Setelah kemerdekaan Indonesia, atlet-atlet bulutangkis berbakat tak pernah berhenti terlahir dari rahim Ibu Pertiwi.
Mulai dari era Rudy Hartono, Christian Hadinata, dan Ade Chandra beralih ke zaman Liem Swie King dan Imelda Wiguna.
Lalu dimulailah era Ardy Wiranata, Hariyanto Arbi, Susi Susanty, Alan Budi Kusuma, Rexy Mainaky dan Ricky Subagja.
Beralih ke era 2000-an dimana ada Tony Gunawan, Candra Wijaya, Taufik Hidayat, Liliyana Natsir dan Nova Widianto hingga Markis Kido, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan.
Kini bulutangkis Indonesia juga punya Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, Jonatan Christie, Anthony Ginting, Gregoria Mariska serta masih ada Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.
Generasi berikutnya pun sudah lahir dimulai dengan Leo Rolly Carnando dan Daniel Marthin yang menjuarai Badminton Asia Junior Championships 2019.
Bakat-bakat yang tak pernah habis ini menjadi kemudahan bagi PBSI dalam membentuk Tim Nasional yang tangguh.
Berprestasi di Tingkat Dunia
Bulutangkis sudah jelas menjadi olahraga paling sukses bagi Indonesia di ajang olimpiade. Sejak Susi Susanty dan Alan Budi Kusuma mengawinkan medali emas Olimpiade 1992, kini sudah 7 medali emas, 6 medali perak, dan 6 medali perunggu diraih atlet Indonesia.
Hanya di Olimpiade London 2012 Indonesia tak meraih medali sama sekali. Selain prestasi di Olimpiade, bulutangkis juga menorehkan prestasi gemilang di Asian Games.
Sejak pertama kali dipertandingan di Asian Games IV Jakarta 1962, Indonesia total sudah mengumpulkan 28 medali emas, 27 medali perak, dan 44 medali perunggu.
Sedangkan untuk prestasi di turnamen individu seperti Super Series dan kini BWF World Tour, sudah tidak perlu diragukan lagi.
Untuk BWF World Tour, pada tahun 2018 atlet-atlet Indonesia meraih 20 gelar di berbagai turnamen. Sedangkan untuk BWF World Tour 2019, Indonesia sejauh ini sudah mengumpulkan 11 gelar dan masih bisa bertambah.
Melihat prestasi yang ada, Ketua Umum PBSI bisa dibilang adalah orang yang konsisten dalam meraih prestasi setiap tahun di bidang olahraga.