INDOSPORT.COM - Sebelum bertolak ke Kejuaraan Dunia Bulutangkis di Swiss pada 14 Agustus 2019, salah satu pemain ganda putra Indonesia, M. Rian Ardianto melakukan konsultasi dengan psikolog PBSI, yakni Rachman Widohardhono.
Tercatat, dalam beberapa turnamen terakhir ini M. Rian Ardianto bersama pasangannya, Fajar Alfian sedang mengalami penurunan dalam permainan. Bisa dilihat pada turnamen Japan Open 2019 dan Thailand Open 2019 pasangan yang kerap disebut FajRi itu mengalami kekalahan.
Dengan gamblang, Herry IP selaku pelatih ganda putra Indonesia mengaku bahwa penurunan performa tersebut diakibatkan oleh adanya permasalahan pada mental sang pemain.
"Fajar/Rian mentalnya harus diperbaiki, motivasi, mentalnya, istilahnya mentalnya harus dirombak total," tutur Herry dilansir dari Badminton Indonesia.
Lantas, apa tindakan PBSI untuk menyiasati adanya permasalahan mental yang dirasakan oleh pemain? dan bagaimana cara PBSI mengatasi hal tersebut? Kepada INDOSPORT, Achmad Budiharto selaku Sekretaris Jenderal PBSI pun menjelaskan.
"Untuk masalah mental pemain, kami kan sudah menyiapkan psikolog olahraga, saya kira psikolog mereka juga sudah memahami dan mengetahui keadaan mereka, dan juga solusinya," ujar Achmad kepada INDOSPORT.
Achmad kembali menuturkan, dengan tersedianya Psikolog PBSI diharapkan bisa memberikan dampak yang positif, terutama dari segi non-teknis untuk para pemain.
Sebelum terbang ke Basel nanti malam, Muhammad Rian Ardianto menyempatkan diri berbincang dengan psikolog PBSI, Rachman Widohardhono. #BWC2019 pic.twitter.com/KQGD9KTuoP
— BADMINTON INDONESIA (@INABadminton) August 14, 2019
Terutama permasalahan yang dialami oleh pasangan Fajar/Rian, sehingga bisa mendongkrak performa mereka baik Kejuaraan Dunia Bulutangkis yang digelar 19-25 Agustus ini atau kejuaraan tingkat internasional lainnya.
"Jadi, memang tinggal bagaimana solusi tersebut menghasikan efek yang positif atau tidak terhadap performa mereka, itulah yang akan kita lihat bersama di Kejuaraan Dunia 2019 di Swiss ini,” pungkas Achmad.