INDOSPORT.COM - Tunggal putra India, Sai Praneeth B, berhasil menjadi tembok penghalang yang kokoh bagi dua wakil Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie di Kejuaraan Dunia Bulutangkis.
Tak tanggung-tanggung, ia pun mampu mengalahkan Anthony Ginting hanya dalam pertandingan straight games dengan skor akhir 21-19, 21-13. Lolos dari hadangan Ginting, Praneeth pun sudah menanti Jonatan Christie di perempatfinal.
Dan sekali lagi, semua prediksi yang menyebut dirinya bakal tersingkir, lagi-lagi tak mempengaruhi perfomanya. Ia pun tampil trengginas dan mengalahkan Jojo dalam dua game langsung dengan skor akhir 24-22, 21-14.
Selanjutnya, ia akan menghadapi Kento Momota di babak semifinal. Tentu saja, kali ini, dia bukan dari kalangan yang diunggulkan, tetapi bukan berarti ia tak bisa berbicara banyak di hajatan resmi BWF ini.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Sai Praneeth B. yang sukses menjadi batu sandungan bagi Anthony Ginting dan Jonatan Christie di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019? Berikut portal berita olahraga INDOSPORT.com, menghadirkan profilnya untuk Anda.
Profil Sai Praneeth B.
Sai Praneeth B. merupakan pebulutangkis kelahiran 10 Agustus 1992, Andhra Pradesh, India. Ia merupakan salah satu tunggal putra India bersama dengan Srikanth Kidambi hingga Prannoy H.S. Kariernya di bulutangkis memang tak sementereng Kidambi, tetapi ia banyak mengejutkan banyak pihak.
Ketika tampil sebagai pebulutangkis non-unggulan di turnamen bulutangkis Thailand Open 2013, ia secara mengejutkan berhasil memulangkan peraih gelar All England 2003, Muhammad Hafiz Hashim.
Tak hanya itu, tahun 2013 menjadi tahun yang sangat spesial dalam kariernya. Sebab saat itu, ia berhasil merusak pesta perpisahan Taufik Hidayat di ajang Indonesia Open 2013.
Kala itu, ia mengalahkan tunggal putra andalan Indonesia tersebut dalam pertandingan rubber game yang berakhir dengan skor 15-21, 21-12, 21-17. Kekalahan itu pun menjadi kado perpisahan pahit untuk Taufik yang memutuskan untuk gantung raket.
Tak hanya Taufik yang menjadi korbannya, selang beberapa hari setelah itu, ia juga berhasil mengalahkan tunggal putra Hong Kong yang pada saat itu menempati ranking keempat dunia, yakni Hu Yun di ajang Singapura Open 2013.
Dan tak ketinggalan, mantan tunggal putra nomor 1 Malaysia, Lee Chong Wei juga pernah menjadi korban Sai Praneeth di ajang All England 2016, di mana ia berhasil mengalahkan Chong Wei hanya dalam permainan straight games dengan skor akhir 24-22, 22-20.
Tahun 2017 adalah tahun yang paling membahagiakan baginya, karena di tahun itu ia berhasil merengkuh gelar Super Series pertamanya di Singapura Open 2017 usai mengalahkan Srikant Kidambi dengan skor akhir 17-21, 21-17, 21-12.
Kemenangan tersebut pun menjadikannya orang India keempat yang berhasil meraih gelar Super Series setelah Saina Nehwal, Srikanth Kidambi, dan PV.Sindhu.
Ranking tertinggi Praneeth di BWF adalah 12 dunia, sedangkan saat ini ia menempati ranking 19 dunia dengan 45200 poin.
Gelar yang diraih
Sai Praneeth sejauh ini telah mengoleksi 6 gelar International Challenge/Series di Bangladesh, Lagos, Sri Lanka, India, Bahrain hingga Iran, di mana semua gelar itu kebanyakan diraihkan di tahun 2010, 2012 dan 2015.
Ia juga berhasil meraih gelar juara Thailand Open 2017, Canada Open 2016 dan menjadi runner-up di turnamen Syed Modi International pada tahun 2017. Tak hanya itu, ia juga pernah memenangkan gelar Singapura Open 2017.
Di tahun 2019 ini, Sai Praneeth B baru berhasil menjadi runner-up Swiss Open 2019 setelah kalah atas wakil China, Shi Yuqi, di partai final dalam pertandingan rubber game dengan skor akhir 21-19, 18-21, 12-21.