INDOSPORT.COM - Mengikuti jejak Cori Gauff di Wimbledon 2019, petenis Amerika Serikat, Zachary Svajda kini menjadi kontestan termuda di sektor tunggal putra turnamen Grand Slam AS Terbuka 2019.
Sebelumnya Svajda, petenis Amerika Serikat, Donald Young juga pernah melakukan hal yang sama, yakni menjadi kontestan termuda di turnamen Grand Slam AS Terbuka.
Sebelum akhirnya dikalahkan petenis Italia, Paolo Lorenzi, Svajda juga berpeluang menjadi petenis termuda sektor tunggal putra sejak era Michael Chang yang berhasil mencapai babak keempat AS Terbuka 1988 di usianya yang ke-16 tahun.
Kendati harus tersingkir di tangan Lorenzi dengan skor akhir 6-3, 7(7)-6(5), 4-6, 6(4)-7(7), 2-6, petenis yang baru akan berusia 16 tahun pada 29 November mendatang mengakui kalau ia sangat antusias ketika mendengar penggemar menyanyikan namanya.
"Itu sangat keren. Saya belum pernah mengalami hal itu dalam hidup saya. Aku suka, itu luar biasa dan suasana yang hebat di luar sana," ujar Svajda dilansir dari situs olaharaga afp.com.
Svajda juga mengakui bahwa dirinya mengalami kram seluruh tubuh pada set ketiga yang membuatnya akhirnya menelan kekalahan atas Lorenzi.
"Saya mengalami kram seluruh tubuh pada set ketiga. Itu adalah pertama kalinya saya mengalaminya. Itu sulit tetapi saya hanya berusaha berdiri. Aku hanya akan menyelesaikannya bahkan jika aku tidak bisa berdiri atau bergerak. Aku tidak akan default," lanjutnya.
Kendati kalah, ia tetap menganggap kekalahan atas seniornya tersebut sebagai sebuah pelajaran penting untuk lebih baik lagi di masa depan.
"Saya pikir seluruh pertandingan saya memiliki peluang untuk menang meskipun saya kalah. Itu tidak berjalan sesuai harapan saya, tetapi saya akan menganggapnya sebagai pembelajaran dan melihat sisi positifnya," pungkasnya.
Usai mengalahkan Svajda, Paolo Lorenzi akan berhadapan dengan petenis Kroasia, Miomir Kecmanovir di babak kedua AS Terbuka 2019.