INDOSPORT.COM - Pelatih Serena Williams, Patrick Mouratoglou mengaku dirinya tak bisa melupakan saat anak asuhannya kalah di partai final AS Terbuka 2018 ketika melawan Naomi Osaka.
Karena aturan baru yang diberlakukan dalam turnamen WTA tahun 2018, semua pelatih tak diizinkan memberi instruksi saat anak asuhannya bertanding.
Namun saat pertandingan berlangsung, wasit Carlos Ramos menunding Williams melakukan pelanggaranan kode etik karena menerima instruksi dari pelatihnya. Kesal, Williams lantas membanting raketnya hingga rusak.
14 bulan pasca kejadian tersebut, Mouratoglou seperti dikutip dari Tennis World USA mengatakan: "Saya tidak mengerti mengapa instruksi pelatih tidak diizinkan di dalam pertandingan tenis.”
Ia mengatakan seharusnya ada lebih banyak kebebasan dalam aturan-aturan ternis karena ia ingin merasakan emosi saat melihat pertandingan seperti halnya ketika sesorang menonton film.
“Saya ingin mengekspresikan apa yang saya sukai dan apa yang tidak saya sukai dan saya ingin menang karena saya menyukainya. Saya tak ingin kalah, karena tak menyukainya. Namun keberhasilan ada di tangan pemain,” pungkasnya.
Ia menambahkan sangat penting bila semua penonton turut merasakan atmosfer bertanding. Karena itu, Mouratoglou menyarankan agar pelatih diizinkan untuk ada di dekat lapangan pada turnamen ATP Tour dan Grand Slam.
Ingin membalas kekalahan di tahun 2018, Williams juga berusaha keras mencapai final AS Terbuka 2019. Sayangnya, ia kembali menelan pil pahit karena kalah dari petenis muda, Bianca Andreescu.