INDOSPORT.COM - Prestasi tunggal putri Indonesia kian merosot di klasemen dan ranking bulutangkis dunia. Hal ini mengundang keprihatinan dari salah satu legenda bulutangkis Tanah Air, Tati Sumirah.
Sempat terdengar isu pemanggilan pelatih luar negeri untuk membesut tim tunggal putri, namun mantan pebulutangkis era 70-an itu mengaku pesimistis jika kehadiran sang pelatih tak didukung dengan kualitas para pemain sendiri.
"Kalau pelatih Indonesia ke luar negeri, sebenarnya bagus, pengetahuan mereka juga bagus kalau melatih di luar. Tapi kalau mau manggil pelatih dari luar (ke Indonesia) juga sama saja, kalau dari kitanya nggak ada mental juara," ungkap Tati Sumirah kepada awak media olahraga INDOSPORT.
Menilik prestasi Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani yang saat ini merosot di klasemen BWF World Tour Finals 2019, Tati Sumirah pun tak sungkan menyebut jika tunggal putri Indonesia saat ini masih merangkak dan belum mencapai fase terbaiknya.
Padahal, saat ia masih aktif bermain bulutangkis, Tati Sumirah dan kawan-kawan berhasil memboyong Uber Cup perdana untuk Indonesia, tepatnya di tahun 1975. Kemudian, kiprahnya dilanjutkan oleh Susy Susanti yang juga sukses meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992.
"Tunggal putri cuma sesekali saja juara, sudah nggak kayak dulu lagi. Bukan kita yang angot-angotan, soalnya memang prestasi kita lagi merangkak, nggak bisa dibilang juara sesekali juga sih."
"Fasilitas sekarang bagus, tapi kembali ke kitanya sendiri, yang penting main dulu. Sudah dikasih zaman yang enak, mau apa lagi," tukasnya.
Tati Sumirah sendiri merupakan salah satu atlet bulutangkis nasional yang kini sudah veteran, namun tetap mengikuti perkembangan bulutangkis Indonesia dan dunia. Sayangnya, tidak ada apresiasi pemerintah maupun PBSI untuk mantan atlet berusia 68 tahun tersebut.