INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis Indonesia era 1970-an yang bermain di nomor tunggal putri, Tati Sumirah, mengaku sedih dengan keadaan saat ini, di mana tunggal putri Tanah Air belum mampu berbicara banyak di kancah internasional.
Padahal, jika menilik pada zaman keemasan, tunggal putri Indonesia sangat disegani setiap lawan. Terbukti, Tati Sumirah dkk. berhasil meraih Piala Uber pertama dalam sejarah Indonesia, tepatnya edisi 1975.
Kemudian, jejak keemasan tersebut dilanjutkan oleh Susy Susanti dkk. Srikandi bulutangkis tersebut berhasil mempersembahkan medali emas Olimpiade Barcelona 1992 yang notabene medali emas olimpiade pertama untuk Indonesia.
Namun, kisah heroik tersebut nyatanya belum dapat diteruskan oleh para juniornya di Pelatnas. Sebagaimana diketahui, Gregoria Mariska Tunjung yang berperingkat tertinggi di Indonesia, kini hanya berada di ranking ke-23 tunggal putri dunia.
Hal ini mengundang keprihatinan bagi Tati Sumirah, yang mengaku rindu dengan prestasi para pemain tunggal putri. Ia pun mengakui jika ingin mendapat titel juara harus ada kerja keras dan keinginan bulat dari setiap pemain.
"Harus pintar-pintar lah kalau main. Siapa lebih dulu melancarkan pukulan mematikan, dia akan unggul seterusnya," sebut atlet veteran yang kini telah memasuki usia 68 tahun tersebut.
Berdasarkan ranking tunggal putri Indonesia saat ini, tak ada satu pun pemain yang berhak melaju ke BWF World Tour Finals 2019, tak terkecuali Gregoria Mariska. Peluang untuk bermain di Olimpiade Tokyo 2020 bahkan terbilang sangat kecil.