INDOSPORT.COM - Regenerasi bulutangkis Indonesia seolah tak ada habisnya. Kini, muncul nama Daniel Marthin sebagai salah satu penerus jejak Kevin Sanjaya di nomor ganda putra.
Daniel Marthin, pemuda kelahiran Jakarta, 31 Juli 2001 adalah salah satu nama yang diproyeksikan untuk meneruskan kiprah bulutangkis ganda putra Indonesia.
Sebagaimana diketahui, saat ini sektor ganda putra Indonesia masih kokoh di puncak teratas lewat pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Tak ingin jemawa dengan deretan pemain berkualitas yang saat ini menghuni Pelatnas, PBSI kemudian menyiapkan para junior yang bisa melanjutkan estafet tersebut, salah satunya melalui sosok Daniel Marthin.
Kepada INDOSPORT, pemuda 18 tahun itu mengaku mulai mengenal dunia bulutangkis sejak kecil, berkat didikan sang ayah yang memang rutin bermain bersama rekan-rekannya.
"Kenal bulutangkis itu dari umur tujuh tahun, awalnya dikenalin sama Papa, dan sering diajak main ke GOR gitu," ucap Daniel.
Setelah gemar berlatih bersama ayahnya, Daniel kemudian memutuskan untuk menatap peluang karier yang lebih serius di klub PB Djarum.
Namun, ada cerita lucu bagaimana Daniel Marthin pertama kali mengikuti seleksi untuk bisa masuk ke klub PB Djarum sebagai pemain ganda, yang rupanya berawal dari sebuah ketidaksengajaan.
"Dulu ada empat setengah pasang pemain, ada yang ganjil dari Kudus. Awalnya saya cuma disuruh temenin dia main doang, ternyata dibilang hasilnya lumayan, itu waktu tahun 2015," kenangnya.
Seiring dengan latihan rutin yang ia lakoni di klub, disertai dengan sejumlah kejuaraan yang berhasil ditaklukkan oleh Daniel dan pasangannya di nomor ganda putra maupun ganda campuran, kini ia sudah menginjakkan satu langkah kaki menuju cita-citanya menjadi pemain level dunia.
Setelah berhasil menjuarai Asia Junior Championship (AJC) 2019 di nomor ganda campuran, Daniel Marthin kemudian kembali mengukuhkan namanya sebagai pemain terbaik dunia di World Junior Championship (WJC) 2019 lalu, dan secara resmi menjadi bagian dari Pelatnas Bulutangkis Indonesia.
"Awalnya mau Asian Junior Championship dulu, skuat AJC latihannya di Cipayung, di Pelatnas. Dulu awalnya numpang latihan aja sih, belum magang di Pelatnas, kalau masuknya baru tahun 2019 ini, sesudah juara AJC," papar Daniel.
Tak sampai di sana, permainan apik dan konsisten yang dilakukan Daniel selama di Pelatnas akhirnya mencuri perhatian pelatih, untuk mengikutsertakannya di skuat SEA Games 2019 di Filipina, 30 November hingga 11 Desember 2019 mendatang.
Kesempatan ini tentu menjadi angin segar bagi Daniel Marthin yang memang masih belum berpengalaman dalam mengikuti turnamen olahraga antarnegara Asia Tenggara.
"Saya bangga bisa masuk skuat SEA Games, walaupun nggak main, yang penting masuk tim. Target saya mau main dulu, kalau dipilih sama pelatih. Tapi kalau nggak dipilih pun nggak apa-apa, saya support aja," sebutnya.
Di usianya yang kini baru mencapai 18 tahun, masih ada banyak waktu bagi Daniel Marthin untuk mengejar mimpinya, menjadi penerus di sektor ganda putra dan menjadi pemain terbaik dunia.
"Maunya sih tetap lanjut di ganda putra, doakan saja semoga bisa bersaing (dengan senior). Target tahun 2020 nanti bisa naik ke peringkat 50 ke atas, minimal ikut pertandingan Super 100," tukasnya.