Selain Indonesia, Timnas Australia Pernah Dibela Fung Permadi

Selasa, 3 Desember 2019 16:41 WIB
Penulis: Alfia Nurul Fadilla | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© PB Djarum
Fung Permadi (kanan) saat menjadi pembicara bersama PB Djarum. Copyright: © PB Djarum
Fung Permadi (kanan) saat menjadi pembicara bersama PB Djarum.

INDOSPORT.COM - Bagi para pencinta bulutangkis Tanah Air, nama Fung Permadi tentunya sudah tidak asing di telinga mereka. Ya, pria kelahiran Purwokerto pada tanggal 30 Desember 1967 itu merupakan salah satu legenda bulutangkis Indonesia. Diketahui, Fung mulai bermain bulutangkis sejak dirinya duduk di bangku sekolah dasar.

Awalnya Fung bermain olahraga sepak bola, namun seiring berjalannya waktu dan banyak PB (Perkumpulan Bulutangkis) yang tersebar di wilayah tempat tinggalnya, Fung akhirnya memilih untuk fokus menjadi seorang pebulutangkis.

Fung kecil diantar oleh bibinya untuk berlatih di PB Tunas Purwokerto. Sebanyak seminggu dua kali, Fung harus rela  membagi jam sekolahnya demi mengejar mimpinya untuk menjadi seperti Lim Swie king.

“Kenapa suka bulutangkis karena adanya olahraga di kota kelahiran saya, yang ada klub atau pembinaan yang benar itu hanya di bulutangkis,” kata Fung saat berbagi cerita seputar kariernya kepada INDOSPORT.

© Alfia Nurul Fadilla/INDOSPORT
Fung Permadi bersama Djarum Copyright: Alfia Nurul Fadilla/INDOSPORTFung Permadi saat jadi pembicara bersama PB Djarum.

“Setahun dua tahun di PB Tunas, saya mulai kompetisi sampai akhirnya umur 15 tahun saya ikut PB Djarum. Dulu belum ada audisi, jadi karena turnamen-turnamen saya ditarik pelatih PB Djarum yaitu Pak Anwari.”

“Waktu itu PB Djarum kan juga sudah cukup terkenal ya, sudah ada Lim Swie King, Hastomo Arby, juga banyak pemain nasional yang berasal dari PB Djarum.”

Fung juga tercatat pernah menjadi salah satu tunggal putra terbaik di Indonesia. Namun meski sempat menjadi unggulan di Indonesia, siapa sangka dirinya pernah bela Australia dan Taiwan dibeberapa kejuaraan Internasional.

Fung yang kini menjabat sebagai manajer pelatih PB Djarum, mengaku saat dirinya memutuskan untuk membela Australia dan Taiwan karena ia merasa tak mampu bersaing dengan pebulutangkis Tanah Air seangkatannya.

Namun hal tersebut tak berjalan mulus begitu saja. Berharap bisa menjadi yang terbaik di negara orang, Fung malah mengeluarkan biaya di beberapa turnamen yang dilakoninya.

© Alfia Nurul Fadilla/INDOSPORT
Fung Permadi bersama Djarum Copyright: Alfia Nurul Fadilla/INDOSPORTFung Permadi saat menjadi pembicara bersama PB Djarum.

Merasa tak balik modal di Australia dan mendapat tawaran dari Taiwan, Fung pun dengan cepat merima tawaran tersebut. Terbukti, Fung berhasil menjuarai beberapa turnamen kala dirinya membela Taiwan.

“Saya waktu itu mencoba ke Australia dulu, kira-kira 3-4 bulan dan di sana keadaannya ternyata lebih sulit. Waktu itu saya pikir bisa dapat sponsor segala macam. Ternyata di Australia kita harus keluar biaya sendiri. Dari mulai sewa rumah, ongkos, hanya latihan aja yang kita dapat fee. Kemudian untuk turnamen kita beli tiket sendiri, pesan hotel sendiri, makan sendiri,” kata Fung di GOR Jati PB Djarum, Kamis (22/11/19).

Namun saat bermain di Taiwan dan Australia, Fung rupanya tak pindah warga negara seperti banyak isu yang beredar. Karena sang ibu menikah dengan pria asal Taiwan, dengan mudah pun Fung bisa dapat izin tinggal.

Selain bela Taiwan, Fung juga pernah menjadi pelatih tim bulutangkis Taiwan di beberapa ajang internasional sebelum akhirnya melatih di PB Djarum dan menjadi seorang Manajer Pelatih.

Bersama Taiwan, Fung tercatat berhasil memenangkan berbagai kejuaraan seperti World Grand Prix finals 1996, Hong Kong Open 1996, US Open 1998, Chinese Taipei Open 1999, dan Korea Open 1999.

“Di Australia saya pernah ikut tiga rangkaian turnamen itu di Swedia, All England, Swiss. Tiga turnamen itu, saya itung-itung nggak balik modal,” ucap Fung sambal tertawa.

“Rugi saya kalau gini terus. Ya lama-lama uang saya habis,” tambahnya.

“Akhirnya saya dapat tawaran untuk jadi sparing di Taiwan itu. Kebetulan ibu saya sudah menikah lagi dengan orang Taiwan. Kebetulan ada ibu saya juga, jadi untuk mendapat izin tinggal disana relative lebih mudah,” pungkasnya.