INDOSPORT.COM - Nasib buruk harus kembali dialami oleh sektor ganda putri Indonesia, di ajang turnamen bulutangkis dunia. Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang menjadi andalan, lagi-lagi menuai hasil mengecewakan pada BWF World Tour Finals 2019.
Greysia/Apriyani tak bisa berbuat banyak dalam babak penyisihan grup A BWF World Tour Finals 2019 di Tianhe Gymnasium, Guangzhou, China.
Dari tiga pertandingan yang dilakoni, mereka tak bisa sekalipun meraih kemenangan, dan tersingkir karena tenggelam di dasar klasemen grup A tanpa raihan satupun poin.
"Tapi, apa pun hasilnya kami harus tetap bersyukur dan terus latihan. Kami harus segera berubah, menjadi lebih baik lagi,” kata Greysia Polii.
Rentetan kekalahan Greysia/Apriyani diawali saat mereka tumbang melawan pasangan Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dengan skor 19-21 21-5 21-9, Rabu (11/12/19).
Di pertandingan kedua, Greysia/Apriyani juga masih belum dapat merebut kemenangan dari ganda putri China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan. Mereka kalah dengan skor 17-21 21-10 21-16, Kamis (12/12/19).
Kemudian pada pertandingan terakhir yang berlangsung Jumat (13/12/19), lagi-lagi wakil Indonesia itu menuai kekalahan saat melawan pasangan tuan rumah China, Du Yue/Li Yin Hui dengan skor 21-12, 17-21, 11-21.
Rapor Merah Greysia/Apriyani
Kegagalan Greysia/Apriyani menembus semifinal BWF World Tour Finals 2019, semakin menambah panjang catatan negatifnya di sepanjang tahun 2019. Sebelumnya, mereka dua kali tersingkir beruntun di Denmark Open 2019 dan French Open 2019.
Langkah Greysia/Apriyani di Denmark Open 2019 hanya mampu sampai di babak kedua, setelah dihentikan oleh pasangan pasangan Korea Selatan, Chang Ye Na/Kim Hye Rin dengan skor 21-14, 21-10.
Sebelumnya Greysia/Apriyani sudah pernah bertemu satu kali dengan Chang/Kim. Pada Thailand Open 2019, sayangnya mereka juga menelan kekalahan, dengan skor 21-9, 21-23, 19-21.
Seakan tak ada perubahan setelah kegagalan tersebut, di French Open 2019 Greysia/Apriyani kembali meraih hasil mengecewakan.
Langkah mereka hanya mampu sampai babak kedua, setelah dihentikan pasangan China, Liu Xuan Xuan/Xia Yu Ting dengan skor 13-21, 21-16, 21-16.
Kekalahan ini tentunya membuat publik Indonesia, khususnya para pecinta bulutangkis Tanah Air sangat kecewa. Pasalnya, lawan yang dihadapi Greysia/Apriyani secara pringkat jauh di bawah mereka.
Kala itu, Greysia/Apriyani berada di peringkat ke-6 dunia, sedangkan Liu Xuan/Xia Yu bertengger di posisi ke-28. Di atas kertas, harusnya Greysia/Apriyani mampu mengalahkan lawannya tanpa susah payah.
Rapor merah yang dialami Greysia/Apriyani di tahun 2019 ini seolah menjadi tamparan keras bagi jajaran pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), untuk melakukan pembenahan.
Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan prestasi ganda putri Indonesia, seperti yang pernah ada dalam sosok duet Liliyana Natsir/Vita Marissa.
Pasangan Liliyana/Vita sukses mengembalikan pamor Indonesia di kancah internasional. Prestasi pertama keduanya yakni menjuarai China Masters Superseries 2007.
Keduanya kembali menjadi andalan Indonesia pada Piala Uber 2008 di Jakarta dan konsisten menyumbang poin. Prestasi itu berlanjut. Liliyana/Vita berhasil menjuarai Indonesia Open 2008 dan mengantarnya ke peringkat 4 dunia.
Selain bagi PBSI, hasil buruk yang didapat Greysia/Apriyani juga jadi cambuk bagi mereka sendiri, untuk terus berupaya menjaga konsistensi dan kualitas permainannya.
"Tentunya ada banyak hal yang menjadi PR kami. Dari kami secara individu dan sebagai pasangan. Kami terus mencoba lebih baik dan berharap mendapat hasil maksimal. Karena turnamen terus bergulir jelang Olimpiade Tokyo," ujar Greysia.
Penyebab Menurunnya Greysia/Apriyani
Pelatih pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Eng Hian pun geram. Dirinya bahkan memberikan ultimatum kepada keduanya, dan menjelaskan faktor apa yang membuat mereka melempem di tahun 2019.
“Menurut saya kehidupan sosial media mereka sudah tidak sehat. Jadi setelah ini mereka akan saya minta off semua sosial media. Tidak ada membaca informasi dari sosial media,” ujar Eng Hian di laman resmi PBSI.
Lebih lanjut, Eng Hian juga akan meminta agar kedua anak asuhnya itu melakukan pembenahan mental, guna mengembalikan kepercayaan dirinya demi meraih banyak poin untuk berlaga di Olimpiade 2020 mendatang.
Perlu Dirombak?
Beruntung kiprah Greysia/Apriyani tertolong dengan dua medali juara, dari ajang India Open 2019 Super 500 dan SEA Games 2019 Filipina, sehingga membuat wajah keduanya tak harus tercoreng sepenuhnya dengan rentetan hasil buruk.
Sementara di SEA Games 2019, mereka juara usai menundukan perlawanan wakil ganda putri Thailand, Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong lewat dua set langsung dengan skor 21-3 dan 21-18.
Hanya mampu meraih dua gelar, merupakan hasil buruk yang perlu dievaluasi. Salah satu opsi terbaik untuk menghancurkan tembok kebuntuan prestasi dari ganda putri adalah, melakukan perombakan terhadap pasangan ini.
Akan tetapi hal itu perlu dipertimbangkan dengan matang, mengingat keduanya sedang mengejar poin untuk berlaga di Olimpiade 2020 mendatang.