INDOSPORT.COM - Berbeda dengan Kevin/Marcus, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan punya sejumlah hal yang dapat dijadikan modal berharga untuk bisa mengalahkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Pasangan ganda putra nomor dua dunia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, berhasil melaju ke babak final turnamen BWF World Tour Finals 2019.
Ahsan/Hendra sukses tembus final usai mengalahkan pasangan Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-lin, di semifinal dengan skor 21-14, 21-9.
Di final, Ahsan/Hendra sudah dinanti pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Endo/Yuta tampil ke final usai mengalahkan pasangan nomor satu dunia, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.
Duo Jepang ini memang tampil impresif di BWF World Tour Finals 2019. Mereka sanggup menyapu bersih tiga laga grup dan bahkan dua kali menumbangkan Kevin/Marcus.
Hal ini jadi sinyal bahaya bagi Ahsan/Hendra yang akan bertemu di final. Akan tetapi, beda dengan Kevin/Marcus, Ahsan/Hendra punya sejumlah modal berharga untuk bisa mengalahkan Endo/Yuta. Apa saja itu? Berikut ulasannya.
1. Rekor Dominan
Beda dengan Kevin/Marcus, pasangan Ahsan/Hendra memiliki rekor yang sangat dominan atas Endo/Yuta. Dari enam kali pertemuan, Endo/Yuta cuma sanggup menang satu kali.
Hal ini menunjukkan betapa dominannya Ahsan/Hendra ketika berhadapan dengan Endo/Yuta. Walau Ahsan/Hendra kalah dari Kevin/Marcus, namun The Daddies tau cara membungkam Endo/Yuta yang jadi momok bagi The Minnions.
2. Rahasia Mengalahkan Endo/Yuta
Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe menggagalkan skenario All Indonesia Final di turnamen BWF World Tour Finals. Layaknya batu 'kryptonite', Endo/Yuta sering jadi batu sandungan Kevin/Marcus.
Bisa jadi kekalahan Kevin/Marcus disebabkan karena Minnions tak tahu cara mengalahkan Endo/Yuta. Beruntung, Ahsan/Hendra mengatahui betul rahasia membungkam Endo/Yuta.
Dalam keterangan di media, Ahsan/Hendra menyebut bahwa fisik dan keuletan jadi kunci untuk mengalahkan dua Jepang tersebut. Selain itu, Endo/Yuta juga kerap tampil konsisten di pertandingan.
Akan jadi hal yang repot jika lawan yang menghadapi Endo/Yuta tampil angin-anginan dan tak memiliki ritme yang sama.
Hal ini dicermati betul oleh pasangan Ahsan/Hendra. Diharapkan, mereka benar-benar mampu mempertahankan dominasi atas Endo/Yuta dan merebut gelar BWF World Tour Finals.
3. Mental
Pertandingan final tak cuma jadi ajang pertarungan skill. Pertandingan final juga kental dengan adu mental.
Siapa yang memiliki mental juara dan tak gentar, dialah yang jadi pemenang. Dalam aspek ini Ahsan/Hendra lebih unggul.
Pengalaman bertahun-tahun yang dimiliki Ahsan/Hendra di level teratas diharapkan mampu membantu tekanan-tekanan yang dihadapi kala jumpa Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.