Ketua PBSI-nya China Mulai Ketar-Ketir Ganda Putra Dikuasai Pemain Indonesia Jelang Olimpiade 2020

Kamis, 19 Desember 2019 20:07 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Humas PBSI
Ketua Asosiasi Bulutangkis China (CBA) yakni Zhang Jun mengakui akan mengevaluasi besar-besaran sektor ganda putra China setelah tampil buruk di tahun 2019. Copyright: © Humas PBSI
Ketua Asosiasi Bulutangkis China (CBA) yakni Zhang Jun mengakui akan mengevaluasi besar-besaran sektor ganda putra China setelah tampil buruk di tahun 2019.

INDOSPORT.COM - Ketua Asosiasi Bulutangkis China (CBA) yakni Zhang Jun mengakui akan mengevaluasi besar-besaran sektor ganda putra China setelah tampil buruk di tahun 2019.

Ganda putra China diketahui mengalami penurunan perfoma di tahun 2019 ini setelah tak berhasil naik satu pun podium juara di kelas 1000 dan selalu menjadi bulan-bulanan.

Pencapaian paling bagus wakil China terjadi di kelas Super 500, tepatnya di turnamen Malaysia Open 2019 dan Thailand Open 2019 dimana pasangan Li Junhui/Liu Yuchen berhasil naik podium dan meraih runner-up.

Selebihnya, ganda putra China hanya berhasil naik podium di kelas Super 300 tepatnya di Macau Open dan Syed Modi International Badminton Championships di tahun 2019.

Diakui oleh Zhang Jun kalau perfoma ganda putra China sedang mengalami banyak masalah setelah tak begitu berprestasi di tahun 2019 dan hanya satu pasangan saja yang menjadi tonggak kekuatan Negeri Tirai Bambu.

"Sekarang ganda putra lebih bermasalah. Kali ini, hanya satu pasang ganda putra yang masuk final tur dunia, tetapi tidak masuk semifinal. Pada periode yang sama tahun lalu, situasi ganda putra kami cukup optimis," katanya.

"Setahun kemudian, ganda putra kami dalam masalah. Jumlah medali emas tidak sebesar tahun lalu, dan raihan emas medali emas tidak setinggi tahun lalu, mereka tidak memenangkan Kejuaraan di kelas Super 1000," ujar Zhang Jun dikutip dari media sports.sina.cn.

Lebih lanjut lagi, Ketua Asosiasi Bulutangkis China (CBA) mengakui kalau regenerasi sektor ganda putra di China tidak berjalan dengan baik, setelah pasangan-pasangan muda tak terlihat begitu optimis.

"Selain itu, pertumbuhan pemain muda tampak tidak optimistis. Oleh karena itu, pelatih dan pemain ganda putra harus bekerja lebih keras, dan kemudian mereka harus melakukan perubahan," pungkasnya.

Tentu saja, kesadaran China akan dominasi ganda putra Indonesia menjadi salah satu hal yang memicu mereka untuk segera melakukan perubahan.

Dan ini akan menjadi alarm keras bagi sektor ganda putra Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas di tahun 2020 mendatang dan mulai melakukan regenerasi yang baik untuk pasangan-pasangan muda.