INDOSPORT.COM - Kepala Pelatih Ganda Putri PP PBSI, Eng Hian mengungkapkan perjuangan jatuh bangung anak asuhnya, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Seperti yang telah diketahui, Greysia Polii/Apriyani Rahayu baru saja menjadi juara Indonesia Masters 2020 setelah mengalahkan pasangan ganda putri Denmark, Sara Thygesen/Maiken Fruergaard.
Greysia/Apriyani menang setelah berjuang dalam rubber game yang berakhir dengan skor 18-21, 21-11, 23-21. Kemenangan itu sekaligus menuntaskan dahaga gelar ganda putri saat berlaga di kandang sendiri.
Tangis haru pecah ketika Greysia/Apriyani naik ke podium tertinggi dan menerima medali penghargaan. Eng Hian merasa wajar jika momen haru itu terjadi. Pasalnya ia tahu betul bagaimana perjuangan Greysia/Apriyani selama ini.
"Karena tahun lalu memang berat buat mereka, ada kendala dari mulai Greysia cedera, sampai kendala non-teknis yang sifatnya internal. Sampai pada suatu saat saya bilang sama mereka: take it or leave it. Kalau mau lanjut, take it, berubah. Kalau tidak, lupakan saja olimpiade," ujar Eng Hian dilansir dari situs resmi PBSI.
"Ternyata mereka mau berubah, sejak SEA Games Filipina 2019 saya lihat pertama kalinya mereka mencoba untuk berubah. Di Guangzhou sudah mulai kelihatan, mereka mencoba, komunikasi mereka bagus banget. Terbawa sampai pulang, latihan, persiapan ke Malaysia Masters, kebawa terus sampai sekarang," sambungnya lagi.
Semua kendalan itu berhasil diatasi oleh Greysia/Apriyani sehingga berhasil meraih gelar juara di Indonesia Masters 2020. Eng Hian pun mengaku bangga melihat pencapaian tersebut.
"Tapi ini salah satu momen yang bagus, dalam keadaan tertekan, mereka bisa melewati itu, nggak gampang, ini yang bikin saya bangga. Satu hal yang paling penting adalah, dalam kondisi non-teknis begitu, mereka bisa mengatasi," ucap Eng Hian.
"Apri sampai menangis kan, dia sangat merasakan pressure sekali, nggak bisa lepas sampai game terakhir. Sampai ada di poin berapa itu yang pukulan dia keluar jauh sekali, itu saking tegangnya. Tapi itu tadi, saya harap ini sudah bagus, jangan sampai turun lagi."
"Dalam hati tentu saya bangga sama mereka, luar biasa. Tapi saya nggak mau mereka puas di sini, jadi biasa saja. Habis juara, bagus, tapi itu di depan masih ada olimpiade, target yang lebih besar lagi," pungkasnya.