INDOSPORT.COM – Praveen Jordan/ Melati Daeva berhasil merengkuh gelar juara All England 2020 usai mengalahkan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Hasil ini membuat mereka pantas menyandang status sang penakluk Benua Biru.
Pertandingan final All England 2020 antara Praveen/Jordan vs Puavaranukroh/Taerattanachai ini sendiri dilangsungkan pada Senin (16/03/20) dini hari WIB.
Praven/Jordan berhasil menumbangkan pasangan ganda campuran Thailand tersebut dengan cukup kesulitan. Karena kedua pasangan harus bermain hingga set ketiga.
Akan tetapi, Praveen/Melati mampu memperlihatkan taringnya di set ketiga. Mereka mampu membuat Puavaranukroh/Taerattanachai kalah telak dengan skor 21-8.
Dua set sebelumnya, Praveen/Melati harus mendapatkan perlawanan sengit dari Puavaranukroh/Taerattanachai, di mana wakil Indonesia lebih dulu unggul 21-15, lalu tumbang 17-21.
Atas keberhasilan meraih gelar juara All England 2020, Praveen nyatanya berhasil memecahkan rekor fantastis. Ia menjadi pebulutangkis Indonesia pertama yang juara dua kali di All England dengan pasangan berbeda.
Sebelumnya, Praveen sudah lebih dulu membawa pulang gelar juara All England pada 2016 lalu bersama Debby Susanto. Saat itu, Praveen/Debby menumbangkan wakil Denmark, Joachim Fischer/Christinna Pedersen di partai final.
Empat tahun berselang, kini Praveen mampu mengajak Melati merasakan menjadi juara untuk kali pertama di ajang elite sekaliber All England 2020. Ini menunjukkan bahwa Praveen/Melati selalu memperlihatkan perkembangan.
Bagaimana tidak, Praveen/Melati berhasil memperlihatkan peningkatan. Pada debutnya di All England 2019 kemarin, mereka mampu melangkah jauh hingga babak semifinal. Sayangnya, mereka tersingkir usai dikalahkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
Setelah gagal di tahun pertama, Praveen/Melati langsung tampil menggila di edisi berikutnya. Terbukti, kali ini mereka berhasil lebih baik ketimbang Puavaranukroh/Taerattanachai di partai final All Enggland 2020.
Hasil ini pun bisa membuat Praveen/Melati dinobatkan sebagai pasangan ganda campuran asal Indonesia penakluk Benua Biru. Bagaimana tidak, dalam tiga ajang yang dimainkan di Benua Biru, Praveen/Melati selalu menyudahinya sebagai juara.
Sebelum menaklukkan Inggris, Praveen/Melati lebih dulu menjadi juara di French Open 2019 lalu. Itu terjadi ketika mereka berhasil mengalahkan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong di partai final dengan skor 22-24, 21-16, dan 21-12.
Pada edisi tersebut, Praveen/Melati juga berhasil menyingkirkan Puavaranukroh/Taerattanachai di babak perempatfinal French Open 2019 dengan skor yang cukup telak 21-14 dan 21-7.
Beberapa hari sebelumnya, Praveen/Melati juga berhasil menaklukkan tanah Denmark dengan menjadi juara di ajang Denmark Open 2019. Lagi-lagi, mereka mampu menumbangkan wakil China, yakni Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping (21-18, 18-21, dan 21-19).
Sekedar informasi tambahan, pasangan ganda campuran Indonesia ini mampu menyingkirkan tiga wakil China sekaligus. Selain Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping, Praveen/Melati memberikan pelajaran kepada Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong dan Lu Kai/Chen Lu.
Meski begitu, nyatanya Praveen/Melati sempat kesulitan bermain di ajang Benua Biru. Ketika bermain di BWF World Championship 2019 (Swiss), mereka hanya mampu lolos hingga babak 16 besar.
Namun perlahan demi perlahan, Praveen/Melati mulai memperlihatkan chemistry dan taringnya di turnamen yang dimainkan di Eropa. Terbukti, mereka sukses meraih gelar juara dalam tiga turnamen beruntun.
Tradisi menang di ajang Eropa Praveen/Melati pun tentunya diharapkan bisa terus berlanjut ketika keduanya bermain di turnamen Benua Biru lainnya. Mereka pun bisa menyandang status sebagai pasangan Indonesia penakluk Benua Biru.